Konon katanya di sungai bawah jalan tersebut adalah sebuah kerajaan makhluk tak kasat mata. Disebelah barat bagian atas sungai ada sebuah makam untuk menguburkan penduduk sekitar desa. Makam itulah yang menjadi Istana atau tempat tinggal penguasa tertinggi makhluk tak kasat mata di daerah tersebut. Makam tersebut dijaga oleh makhluk berbadan besar yang tingginya mencapai pohon kelapa. Selain makam, sungai itupun dijaga oleh sesosok buaya putih yang panjang. Bila melewati jalan tersebut terkadang akan tercium bau seperti bakaran telo atau lebih dikenal dengan ubi. Nah bakaran telo inilah yang menunjukan bahwa adanya makhluk tak kasat mata. Ketika melewati jalan tersebut sebaiknya memberi kode atau permisi dengan cara menembakkan lampu yang ada dikendaraan sambil mengucapkan
“nderek langkung” yang artinya
“permisi mau lewat”.
KEMBALI KE ARTIKEL