Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

5 Topik Paling Menjemukan di Kompasiana (at least so far)

2 Juli 2013   09:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:08 301 4
1. Jokowi

Bukan karena saya tak suka Pak Jokowi - malah sebaliknya saya benar2 berharap beliau bisa jadi RI-1. Hanya saja pemberitaan/artikel tentang beliau sudah "out of proportion", melebar sampe ke mana-mana ga jelas juntrungannya. Khas kebiasaan bangsa kita, suka mengulik 'isu panas' sampai udah dinginnya terus dibahas dan diulik-ulik (coba ini bisa ditransformasikan ke hal lain yang lebih positif ya?). Persis orang manasin rendang kemarin biar anget lagi, atau tukang gorengan ngagoreng- ulang gorengan sisa jualan kemaren sampe itemnya.

2. Atheism vs Theism vs Sekularism vs Liberalism vs Agnosticism vs Wahabism vs Syiah vs Ahmadiyah vs Si Jonis Wahyudi-Laminating-Primensen vs dll

Bukannya tidak suka perbedaan, yang membuat saya jemu adalah kualitas pemikiran yang dilibatkan di dalamnya serta cara pandang yang sempit -oleh pihak yang manapun. Kebanyakan berupa tulisan2 bermental 'ababil' (ABG labil... hahaha) yang sarat nada "benar sendiri" -nya, dan umumnya ditulis dan dikomentari oleh orang-orang yang tak mampu melihat jauh melampaui hidung masing-masing. Tulisan-tulisan ini perlu dibedah oleh dokter hewan, untuk mencari tahu apa sebab tidak bisa memberi manfaat apa2 selain memperlebar jurang perbedaan.

3. Fatin

Maaf, bukannya sentimen sama Dek Fatin. Tapi tiap kali buka kompasiana mata lama2 jadi sakit selalu muncul judul "Fatin blablabla, blablabla Fatin blablabla, blablabla Fatinistic, blablaba Haters blablabla Fatin blablabla, dlsb. Sama halnya dengan pemberitaan/artikel tentang Jokowi : out of proportion!

4. PE KA ES

Sama dengan nomor 1 dan 3 : out of proportion! Sudah saatnya topik ini masuk ke rubrik Humor (atau saya yang kudet? karena ternyata sudah?)

5. Silakan tambahi daftarnya :P

Bukannya hendak mengatur siapa menulis apa. Tapi itulah, sekilas pengamatan saya, bagaimana wajah negara/bangsa kita sekarang tercermin melalui media Kompasiana ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun