Setiap tahun dalam bulan Ramadhan sehari sebelum Hari Raya Idhul Fitri keluarga Pak Masar selalu mengantar makanan berupa ketupat yang dibungkus bukan memakai daun kelapa seperti lazimnya, tetapi dengan daun pandan hutan, lengkap dengan sayur sambal goreng pepaya muda dan tak ketinggalan lauknya gabus pucung. Pernah Pak Masar bercerita itu tradisi Betawi Asli disebutnya "NYORONG". Nyorong itu memberi atau mengantarkan makanan yang dilakukan oleh anak atau menantu kepada orang tua atau mertua sebelum puasa atau lebaran. Di zaman now dilakukan tidak hanya pada keluarga tetapi juga kepada tetangga. Kini, gabus pucung telah tercatat masuk menjadi satu dari 96 warisan budaya Indonesia.
Masakan gabus pucung merupakan kuliner khas betawi. Penampilannya memang hitam legam, karena kuahnya berwarna hitam pekat. Ini karena ulah bumbu dari daging biji buah kluwak.
Gabus pucung sudah merupakan makanan turun temurun. Makanan ini menggunakan bahan utama ikan gabus dan pucung atau kluwak.Â