Salah satu aspek yang paling mencolok adalah pengenalan bentuk naskah dan struktur dramatik yang lebih terorganisir. Teater Barat, terutama yang dipengaruhi oleh penulis seperti Shakespeare, Molire, dan Brecht, menawarkan berbagai teknik naratif dan karakterisasi yang kompleks. Ini mendorong para dramaturg Indonesia untuk mengeksplorasi tema dan gaya baru, termasuk realisme, absurdism, dan kritik sosial yang lebih tajam.
Selanjutnya, penggunaan tata panggung dan teknik penyutradaraan yang lebih modern juga banyak diadopsi. Penggunaan pencahayaan, set, dan efek suara yang lebih canggih dalam teater Barat mendorong seniman Indonesia untuk mengembangkan produksi yang lebih profesional dan menarik secara visual. Misalnya, kelompok teater seperti Teater Koma dan Teater Garasi mulai mengintegrasikan elemen-elemen tersebut ke dalam karya mereka, menciptakan pertunjukan yang memukau baik dari segi estetika maupun naratif.
Pengaruh Barat juga terlihat dalam tema-tema yang diangkat. Karya-karya teater Indonesia mulai mengeksplorasi isu-isu universal seperti alienasi, konflik sosial, dan identitas, yang sebelumnya kurang dieksplorasi dalam teater tradisional. Ini terlihat dalam karya-karya sutradara seperti Riawan Handoko dan Joko Anwar, yang mengangkat masalah-masalah kontemporer dengan cara yang relevan dan menyentuh.
Namun, meskipun ada banyak pengaruh, seniman Indonesia juga berusaha mempertahankan dan memadukan elemen-elemen tradisional. Misalnya, beberapa produksi menggabungkan cerita rakyat atau mitologi lokal dengan teknik Barat, menciptakan sebuah sinergi yang unik. Hal ini dapat dilihat dalam karya-karya yang menggabungkan gamelan atau tarian tradisional dengan dramatik kontemporer.
Secara keseluruhan, pengaruh teater dan drama Barat telah membawa perubahan besar dalam teater Indonesia, baik dari segi bentuk, tema, maupun teknik. Perpaduan antara elemen lokal dan Barat ini menghasilkan suatu bentuk teater yang kaya dan beragam, mencerminkan identitas budaya Indonesia yang terus berkembang. Dengan demikian, teater Indonesia tidak hanya mengadopsi tetapi juga berinovasi, menciptakan ruang bagi ekspresi yang lebih luas dan kompleks.