Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature Pilihan

Tanteku Pahlawan Urban Farming

26 Agustus 2019   18:22 Diperbarui: 4 September 2019   15:19 90 5
Kopinya dihabisin tuh, pinta tante kepadaku. Ia menambahkan kalau tidak urban farming air kita akan kering, entar kita tidak bisa ngopi dan mandi pakai air rumah lagi tetapi beli di perusahan air.

***

Beberapa bulan kemudian, pekarangan rumah tante dipenuhi dengan lebatnya buah cabai merah panjang dan tomat. Buah jeruk terlihat matang seakan mengajak kedua tangan ini untuk memetiknya. Ini adalah musim panen ketiga kalinya oleh tanteku. Saat musim panen ketiga, ia mengajaku untuk tetap stay dirumahnya.

Hasil panen nanti akan dibagikan ke tetangga sekitar dan sebagian untuk kebutuhan rumah. Aku sangat gembira dengan kepedulian yang dilakukan tante. Nilai sosial kemasyarakatan sangat ia pegan sedari dulu. Katanya, pesan kakekmu yang tante camkan hingga sekarang untuk terus berbuat kebaikan terhadap sesama. Prinsip ini yang selalu tante pegan hingga sekarang.

Musim panen dirumah tante membuatku agak jarang di Ciputat. Bila ada jam kuliah aku selalu menggunakan motor tua miliknya untuk segera ke kampus. Bolak balik Ciputat-Duren Sawit adalah hal penting untuk saat ini. Semuanya karena ingin membantu tante dirumahnya.

Penyuluhan "Hijau dari Rumah"

Malam hari di depan layar TV aku bersama tanteku sedang menyaksikan berita utama terkait "Buruknya Polusi Udara di Jakarta". Dijelaskan oleh salah seorang wartawan bahwa kota Jakarta masuk sebagai kota nomor tiga yang buruk polusi udaranya setelah Delhi, India dan Lahore, Pakistan.

Pantasan saja setiap perjalanan menuju Ciputat, banyak pengendara motor yang memakai masker. Mungkin ini penyebabnya," tandasku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun