—Pesan "Keluar Dari Layar" Nintendo.
Setiap catatan adalah benih ide, menjadi upaya yang mengingatkan seseorang akan apa yang pernah mereka ketahui dan terpikirkan sebelumnya. Dan dari pernyataan ini kita sudah dapat menarik kesimpulan sementara, bahwa adanya riset sebagai catatan manusia mengenai suatu hal adalah kebutuhan yang penting.
Pikiran manusia itu selalu penuh oleh banyak hal, baik yang bentuknya telah tersampaikan, dalam proses penyampaian, atau bahkan yang tidak dapat disampaikan. Kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
Lumrah bagi kita untuk mendapati bahwa diri ini kadang-kadang mudah memahami, namun sulit untuk selalu mengingat dan menyimpan suatu informasi yang kita dapatkan. Maka dari itu, membuat catatan dari kumpulan informasi ini adalah cara paling sederhana untuk menyimpan apa-apa yang nampaknya sulit untuk tetap tersimpan hanya dalam kepala saja.
Tak hanya sampai situ. Beberapa orang berpikir bahwa "kita bisa mengingat ini, untuk apa ditulis?", dan benar nyatanya mereka bisa mengingat itu. Bukan hal yang buruk. Namun, akan menjadi buruk apabila terus-terusan berkeyakinan sedemikian, tapi tidak ada satupun yang masuk dan menetap di dalam kepala. Di sana letak masalah yang akan dibahas sedikit pada artikel ini.
Sebenarnya, manusia saat ini telah memiliki banyak "alat bantu" untuk menulis dan menyimpan sebuah gagasan, melalui sebuah tulisan, contohnya kemajuan teknologi yang memumpuni. Kita dapat menggunakan "sophisticated technology" ini dalam melakukan sebuah penulisan riset. Jadi, sebenarnya apa yang membatasi seseorang untuk menumpahkan ide-ide mereka?
Yang paling pertama muncul mungkin adalah rasa malas. Tapi, bukan. Yang paling mempengaruhi seseorang dalam keinginan mereka untuk menulis adalah ketakutan akan sebuah kesalahan dan keraguan, sehingga memunculkan rasa malas dan akhirnya memilih untuk tidak melakukannya.Â