Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Mari Sini, Sayang

19 Desember 2018   16:20 Diperbarui: 19 Desember 2018   16:34 207 1
Ada hujan tiba tiba yang jatuh ditengah gurun, kita yang sedang berjalan , tak bisa lagi menghindar

Ada bintang yang tertinggal hingga siang, di lirik sinis oleh sang fajar, hingga tak mampu lagi berujar

Ada desir pantai , menghentak diantara rerimbunan bukit di balik safana, mengusir makna damai menjadi terkoyak nafas riuh hingar bingar

Ada mata mu , menatap diantara tembok tembok reruntuhan, terbakar dan menjadikannya abu ratapan

***
Mata yang ku tatap, mata mu yang penuh pilu diantara kemelutnya jelata

Mata mu yang menatapku, mata yang penuh harap,  agar kita sama sama mengepal diantara desirnya ketimpangan

Kita yang menyatu di bui , diantara dinding dan sel yang diratap kemunafikan
***
Oh sayang, mari sini makan siang, dengan lauk pauk yang sudah layaknya makanan binatang

Tak apalah , mari kita nikmati sebelum para begundal datang mencabik cabik keromantisan

Damai kita saling menggenggam, di antara jeruji yang sudah mengekang

Kita yang menjadi narapi kehidupan yang sudi ditenggelamkan dalam sunyi

***
Sayang , raga kita diantara rerumputan ilalang yang mengumpat ngumpat malu seolah ketakutan

Di goyang goyang angin,  tak jua iya memberi kabar harapan

Tawa para begundal di singgasananya semakin membuat kita beradu kemesraan dalam kelaparan

Juga Tangisan pilu menyobek nyobek ulu hati, membuat kita yang semakin beradu, bercumbu di rerimbunan yang menteskan air mata luka kebiadaban



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun