Namun, prediksi itu kandas di tengah jalan. Alih-alih berjaya di semua kompetisi, Chelsea harus susah payah tertatih di liga domestik. Dibawah kendali AVB, Chelsea megalami kekalahansebanyak sembilan kali dan menang 19 kali dari 38 laga, sebelum akhirnya AVB harus rela angkat koper.
Pecinta sepak bola memberikan penilaian terbalik kepada Chelsea saat awal musim dengan kepergian mantan pelatih Porto itu. Posisi The Blues yang terseok-seok, mengundang prediski bahwa Chelsea akan segera tamat.
Sepeninggalnya AVB dari London, Roberto Di Matteo yang sebelumnya mendampingi AVB ditunjuk sebagi pelatih sementara Drogba dkk hingga akhir musim. Banyak PR yang harus ditanggung Pria plontos itu. Selain memperbaiki posisi Cheslea di liga domestik, Di Matteo juga ditugaskan untuk membawa Chelsea di Champons.
Perlahan namun pasti, De Matteo berhasil membawa Chelsea lebih baik. Berbagai prestasi telah ditorehkan pria asal Italy sejak ditunjuk menukangi Chelsea sepeninggalnya AVB. Prestasi tersebut tidak lantas mengangkat derajat Chelsea menjadi Tim yang ditakuti, baik di liga domestik lebih-lebih di Liga antar Tim di benua Eropa.
Berbagai penilaian, nampaknya tidak terlalu digubris oleh Sang mantan pemain Lazio itu. Yang pasti, berbagai kemenangan telah diraih Chlesea sejak Matteo berdiri di posisi pelatih. Puncaknya, ketika Chelsea mampu membungkam Barcelona pada semi final Liga Champion, beberapa waktu lalu.
Dengan prestasi yang diukir Matteo, perlahan namun pasti, penikmat sepak bola mulai memasukkan Chelsea ke dalam tim besar. “Chelsea sekarang favorit” sempat keluar dari mulut Entrenador Barcelona Josep Guardiolapada leg pertama semi final di Stamford Bridge.
Chelsea, dengan segala pengalaman yang dimiliki para pemainnya dan ramuan tangan dingin Matteo, telah sukses membuat penikmat judi sepak-bola meringiss