Saya sudah sering mendengar diskusi mengenai apa itu kebenaran. Pertanyaan yang ditanyakan Pilatus dua ribu tahun lalu, contohnya, memang sangat layak untuk jadi
storm in the brain (bukan sekadar topik
brainstorming) dalam proses konstruksi
worldview seseorang, siapapun dia. Ketegangan antara objektivitas dan keberbedaan persona beserta seluruh aspeknya—baik budaya, bahasa, presuposisi,
cognitive faculty, maupun yang lainnya—membawa para filsuf untuk mencari jawaban yang paling bisa diterima oleh seluruh umat.
KEMBALI KE ARTIKEL