Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Musang Kesiangan

6 Oktober 2013   18:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:54 68 0
Malam tak lagi ia pahami sebagai waktu
dan ruang segala hening mengada, tiada
entah kapan ia melipatnya menjadi amplop
dan ia masukkan kedalam kotak matanya

makam mana lagi rupa tadi pekertinya
toh setiap kali terjaga ia, masih dalam tidur
mimpi-mimpi menarik ekornya, ia marah
lalu mengeluh pada kuncup bunga matahari

aduhai cantiknya kuning setundun pisang
emas dipohonnya yang semampai-
wahai seribu mata kegelapan pergilah dari bulunya

ia, musang kesiangan nangis kedalam semak
memungut dutir embun petik bintang
dan mengais bulan buat makan siangnya

Yogyakarta, 12/9/2013

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun