Ada sesuatu yang tak biasa dari Yowis Ben. Ia tidak sekadar film, ia adalah perjalanan, sebuah cermin yang memantulkan wajah budaya lokal kita yang kian memudar di tengah gemerlap modernitas. Lewat tangan Bayu Skak, seorang arek Malang yang mencintai akar budayanya, film ini tidak hanya berbicara, tetapi berteriak lantang bahwa budaya lokal adalah jati diri yang tak boleh mati.
KEMBALI KE ARTIKEL