Dalam Kitab "Tanbihul Ghafilin" karya Abu Laits As-Samarqandi, disebutkan sebuah kisah yang menggambarkan hal ini:
"Dikisahkan bahwa seorang mukmin dan seorang kafir di zaman dahulu pergi memancing. Orang kafir tersebut terus menyebut-nyebut berhala yang disembahnya, dan setiap kali ia mengangkat jaringnya, ia selalu mendapatkan ikan besar. Sedangkan orang mukmin, yang terus menyebut nama Allah, tidak mendapatkan apa-apa. Hingga pada saat matahari hampir terbenam, ia berhasil menangkap seekor ikan kecil, tetapi ikan itu meloncat dan kembali ke air. Akhirnya, orang mukmin itu pulang dengan tangan kosong, sementara orang kafir kembali dengan jaring penuh ikan. Melihat hal ini, malaikat yang diutus untuk menjaga orang mukmin merasa sedih. Namun, ketika malaikat itu naik ke langit, Allah memperlihatkan kepadanya tempat tinggal orang mukmin itu di surga."
Apa Pesan di Balik Kisah Ini?
Kisah ini menyiratkan pesan yang sangat dalam. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering melihat situasi yang serupa. Ada orang yang tidak peduli dengan ajaran agama, namun hidupnya tampak lancar dan penuh keberuntungan dalam urusan duniawi. Sebaliknya, ada orang yang taat beribadah, namun terus menghadapi berbagai ujian dan kesulitan.
Dalam hal ini, Allah SWT telah mengingatkan kita melalui firman-Nya:
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوٓا۟ أَنْ يَقُولُوٓا۟ آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, 'Kami telah beriman,' dan mereka tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut: 2)
Kita bisa menemukan contoh serupa dari kisah ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, seorang pedagang yang jujur dan selalu menjaga kehalalan dalam usahanya mungkin tidak langsung mendapatkan keuntungan besar. Bahkan, ia mungkin harus bersabar saat barang dagangannya tidak laku sebanyak yang diharapkan. Di sisi lain, ada pedagang lain yang sering mengambil jalan pintas, seperti menipu atau menjual barang yang tidak sesuai kualitasnya, namun ia terlihat mendapatkan keuntungan yang lebih besar dalam hal duniawi.
Namun, yang sering kali tidak kita sadari adalah bahwa Allah telah menyiapkan balasan yang jauh lebih besar di akhirat bagi mereka yang beriman dan bersabar. Seperti dalam kisah di atas, orang mukmin mungkin tidak mendapatkan ikan yang banyak saat itu, tetapi surga telah menantinya sebagai balasan atas kesabaran dan keimanannya.
Bagaimana Kita Menghadapinya?
Hal penting yang perlu kita pahami adalah bahwa ujian dan cobaan bukanlah tanda bahwa Allah tidak menyayangi kita. Sebaliknya, ujian-ujian itu adalah bentuk kasih sayang Allah untuk memperkuat iman kita dan mempersiapkan balasan yang lebih besar di akhirat.
Dengan memahami hal ini, kita diajak untuk tidak iri terhadap keberuntungan duniawi yang tampaknya didapat oleh orang-orang yang jauh dari ajaran agama. Sebaliknya, kita perlu bersabar dan meyakini bahwa setiap kesulitan yang kita hadapi memiliki hikmah tersendiri.