Era digital telah merevolusi interaksi, komunikasi, dan konsumsi informasi manusia. Namun, keberadaan gawai dan media sosial di telah memperkenalkan tantangan baru, terutama terkait dampaknya pada fungsi dan perilaku otak. Kecanduan gawai dan media sosial, yang ditandai dengan penggunaan kompulsif dan kesulitan dalam melepaskan diri pada gawai dan media sosial. Â Kecanduan, baik terhadap zat maupun perilaku, melibatkan interaksi kompleks antara sistem penghargaan otak (
the brain's reward system) dan mekanisme kontrol penghambatan. Â Fenomena kecanduan gawai dan media sosial (Facebook, Instagram, Tiktok, dan lainnya) menyoroti dua aspek interaksi yaitu sistem penghargaan otak yang melibatkan
Nucleus Accumbens (NAc) dan
Amigdala yang berperan dalam memproses pengalaman menyenangkan, motivasi  dan terlibat dalam pengolahan emosi dan korteks prefrontal, yang mengatur pengendalian diri dan pengambilan keputusan serta Gangguan Kontrol Penghambatan  (He,  Turel dan Bechara, 2017).
Gejala gangguan neuropsikologis pada aspek Aktivasi Sistem Penghargaan berkaitan dengan sirkuit penghargaan otak.
Nucleus accumbens diaktifkan oleh rangsangan seperti memberikan
like (suka) dan berkomentar terhadap suatu konten yang mendorong respon kompulsif otak. Respon ini merupakan cerminan kecanduan pada gawai dan media sosial. Selanjutnya gejala gangguan neruropsikologi akibat kecanduan gawai dan media sosial terjadi pada Gangguan Kontrol Penghambatan. Gangguan ini menyebabkan Korteks prefrontal, yang bertanggung jawab atas kontrol impuls dan fungsi eksekutif memgalami penurunan aktivitas pada individu dengan kecanduan digital. Gangguan ini berkontribusi pada perilaku kompulsif dan kesulitan dalam mengatur waktu layar.
KEMBALI KE ARTIKEL