Nanay salah satu rombongan mahasiswa akan mengikuti kegiatan Studi Agama dan Kepercayaan yang diadakan oleh Fahmina ini.
"ini adalah pengalaman pertama mengunjungi Vihara dan menemui para penganutnya, Senang dan sedikit janggung sih!".
Mahasiswa semester 1 kelahiran kota Cirebon merupakan lulusan pesantren di Jakarta Timur mengenang saat menjadi santri tidak punya pengalaman berkunjung dan berinteraksi dengan yang berbeda keyakinan, di pesantren yang ia tempati sebagai tempat untuk mempelajari agama mengajarkan bahwa kalau bertemu dan bergaul dengan satu kaum (yang berbeda keyakinan) akan menjadi kaum tersebut.
"Ini pertemuan kedua di Studi Agama dan Kepercayaan yang dilakukan oleh Fahmina dari tujuh agenda pertemuan yang akan dilakukan di tempat rumah ibadah lainnya". Ujar Nanay saat diwawancara.
Kegiatan ini bagi Nanay membuka pandangan tentang keberagaman suku dan keyakinan yang ada di bangsa ini, ini adalah keniscayaan yang harus di rayakan. semua masyarakat.
"aneh aja sih ada orang yang nggak menerima perbedaan". Ujar Nanay menyangkan prilaku masyarakat yang tidak menerima perbedaan.
Ia adalah pengagum Gus Dur, menurutnya adalah Gu Dur pemersatu bangsa. Qoute yang paling ia suka darinya adalah "yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan". Bagi Nanay memaknai kalimat itu puncak tertinggi jabatan adalah yang memperhatikan kemanusiaanya manusia.
Meskipun ia ditempa di Pondok Pesantren yang tidak menerima perbedaan ia tidak menutup diri ia merasa beruntung ekosistem di tempat baru mendukung kampusnya mempunya misi dan visi yang membuka pemikirannya, menerima perbedaan.