Matanya memerah saat ia mengenang masa-masa sulit bersama pasanganya untuk memutuskan menikah. Saat ini usia pernikahannya sudah 23 tahun bersama mantan pejabat kepolisian yang sedang menjalani terapi kesehatan. sejak 18 tahun yang lalu kesehatannya menurun, gula darahnya tinggi akibat pola makan yang tidak beraturan, maklum saat ia masih menjabat semuanya serba bisa.
Sebut saja Maria-bukan nama sebenarnya, saat dinikahi oleh suaminya usianya 30 tahun, sedangkan pria yang mempersuntingnya usia jauh lebih matang beda 23 tahun. Pria yang kini menjadi suaminya Maria ia sudah beristri dan memiliki 6 anak. Saat itu Maria diteror oleh anak-anaknya dari istri pertama sebagai telembuk dan perek-julukan perempuan pekerja sek komersial.
Maria tetap tabah dengan label yang disematkan kepadanya, dalam benaknya ia meyakinkan diri, mungkin ini jalan hidup nya, saat pria yang mencintainya mengajak menikah hatinya menolak lantaran pria itu sudah mempunyai istri dan mempunyai anak. Maria menerima tawaran itu, meskipun ia sadar akan menerima perlakuan tidak baik dari keluarga istri pertamanya.
"apapun yang akan terjadi saya akan terima, mungkin ini takdir saya". Ujarnya menenangkan diri sambil tanganya mengusap air matanya menggenang.
Poligami adalah hal yang menyakitkan bagi istri pertama maupun istri kedua. dalam puisi KH. Husein Muhammad dengan judul -satu saja-di bait pertama menyebutkan Tidak ada satu hati untuk dua cinta, keinginanmu untuk membaginya tidaklah mungkin!. Puisi ini menggambarkan suasana hati menolak cinta yang terbagi.
Al-Qur'an menganjurkan untuk poligami, bahkan sampai empat. Tapi, ia sendiri menegaskan untuk monogami atas nama ketidakadilan.
Meskipun Maria mengucap ia untuk dinikahi namun hatinya menolak. Ia merasakan takut, ia menerima ketidakadilan yang ia terima ia sah menyandang istri kedua dari seorang suami yang merupakan mantan pejabat.
Ia kembali menceritakan kilas baliknya sambil mengusap air mata yang sudah menggantung di kelopak matanya. Menyadari bahwa keputusan menikah dengan pasangannya sekarang adalah hal yang tidak wajar, Pasti akan menambah daftar kegetiran dari keluarganya sendiri. Maria menyebutkan ketika memutuskan menikah ia ditegur oleh orang tuanya sendiri. Pernikahan Maria ini adalah yang kedua kalinya. Pernikahan yang pertama maria cukup kecewa dengan pria yang ia persunting lantaran ia kepincut dengan mantan kekasihnya sejak SMA. pernikahannya pun kandas ditengah jalan, hanya bertahan 18 bulan, Maria menggugat cerai atas perilaku suaminya yang tak memberikan nafkah lahir batin dalam kurun waktu yang lama. Tidak ada pula kabar darinya sejak memutuskan merantau ke negeri bambu.
Siapa Maria
Maria terlahir dari pasangan yang mempunyai privilege di tempat ia dilahirkan, kedua bapaknya seorang guru di sekolah dasar, sedangkan ibunya seorang pendakwah kondang. Ia dibesarkan dengan penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya, mungkin kelahiran Maria adalah yang ditunggunya. Maria adalah anak keempat dari 5 bersaudara, kakak dan adiknya lelaki semua, Wajar jika kelahiran Maria disambut gembira oleh kedua orang tuanya.
Maria kecil begitu riang, wajahnya oval, rambutnya ikal, kulitnya sawo matang. Orang tuanya kerap menyebutnya bibit unggul di keluarganya.
Dari waktu ke waktu kehidupan maria begitu menyenangkan sejak kehadiran maria bagian dari keluarga besar orang tua karir kedua orang tuanya begitu melejit tajam, dulu bapaknya hanya guru agama sekarang menjadi kepala sekolah, dulu ibunya hanya pendakwah tingkat kabupaten kini menjadi lebih luas jangkauannya sebagai pendakwah bahkan lintas provinsi. Bagi kedua orang tuanya kehadiran Maria membawa berkah di keluarganya. Kehidupan Maria pun jadi lebih glamor.
Maria remaja sudah berbalut baju branded, Meski ia terlahir dari keluarga yang mempunyai perspektif agama yang mumpuni dan masyarakat menganggap keduanya adalah tokoh agama. Namun, Maria tak perilaku dan akhlaknya tak mencerminkan privilege kedua orang tuanya.
Padahal, keinginan orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan tingkat menengah ia berkehendak Maria di pondok pesantren, tapi Maria menolak. Ia memilih sekolah di tempat kakaknya yang tinggal di Yogya. Kakaknya sebagai pekerja di perusahaan BUMN tak punya waktu untuk mengontrol Maria di Yogya.
Kini ia Tabah menjalani dengan keluarganya kecilnya.
Perkawinan yang kedua dengan mantan pejabat polisi ini membuat Maria selalu merenung, bahkan ia menyesali perbuatannya. Kehidupan jauh berbeda semasa ia remaja. penghasilan pensiunan suaminya tak mencukupi untuk kebutuhan hidup bersama kedua anaknya.
"Habis untuk bolak-balik rumah sakit aja". ia menuturkannya. sambil menjulurkan telapak tangannya yang kasar.
"lihat telapak tangan saya, kasarkan?!".
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Maria tidak berpangku tangan kepada keluarga besarnya, ia sadar semasa remaja ia sudah menguras harta kedua orang tuanya, kuliahnya tak selesai hanya menimbulkan masalah. itu yang membuat Maria di usir oleh kakaknya untuk kembali ke kampungnya.
Kini Maria menjalani dengan keluarga kecilnya sambil bekerja sebagai delivery sebuah perusahaan jasa penitipan barang terkenal di Indonesia. berangkat pagi pulang larut malam. Untungnya dua anaknya sudah bisa diandalkan mengurus bapaknya, jadi ia tak lagi bimbang meninggalkan suaminya yang terbujur di kamar.
Di usianya menjelang setengah abad ini, Maria banyak pelajaran hidup yang berarti. Menjadi istri kedua adalah hal yang menyakitkan, lantas pengalamanya ia mewanti-wanti kepada kedua putri untuk lebih memilih pasangan yang hendak mempersuntingnya nanti.