desa yang dihuni kurang lebih hanya 100 KK ini berpenghasilan kopi dan Kayu manis. dengan ketinggi 800 mdl membuat tanaman tersebut subur di tengah-tengah kehidupan mereka. padi lokal dengan berbagai macam varietas masih sangat terjaga, padi tersebut tumbuh 6 bulan-sampai tujuh bulan dan padi merek tidak menggunakan bahan kimia sedikit pun. dan mereka menyebutnya sebagai padi payo.
kondisi desa yang alami dikeilingi bukit barisan dan membentang pemandangan dan fanorama yang sudah sangat sulit di desa-desa lain akibat program pemerintah dengan dalih pemerataan dan kesejahteraan rakyatnya. pemerintah sendiri masih lupa ingatan terhadap kondisi desa yang di alami penduduk desa Ranah Kemumu. mereka tidak sama sekali menikmati infrastuktur jalan yang layak. listirk hanya mengandalkan Mikro Hidro yang di bangun oleh swadaya masyarakat dan itupun dinyalakan hanya malam hari saja , tower mini hanya pajangan belaka di depan rumah kepala desa. kesehatan dan pendididkan sangat lah mahal bagi mereka karena akses sangat jauh sekali. mereka membeli pon-sel bukan sebagai alat komunikasi. melainkan hanya alat hiburan (mendengarkan musik di kala mereka keladang atau santai-santai).
orang luar yang masuk ke desa tersebut biasanya langsung di kerumuni warga. meraka hanya untuk mengetahui informasi-informasi yang yang berkembang baik itu politik, sosial, dan ekonomi. umumnya mereka menanyakan perihal harga kopi dan kayu manis yang yang sedang berlaku. karena mereka sering sekali di tipu oleh para toke di wilayahnya tentang harga kopi dan kayu manis yang sangat merugikan petani.