Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature Pilihan

“Gayam dan Nasi Begono” di Balik Cerita Pelestarian Vegetasi Sungai di Lereng Gunung Merapi

7 Januari 2014   15:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:03 221 1

“Ijo Alasku Mulyo Uripku”

(Hijau Hutanku Sejahtera Hidupku)

Rasa gamang kami ternyata tidak berpengaruh pada keadaan, kami harus tetap bersemangat. Terbukti dengan personil kami yang ikut pada kegiatan ini, sekitar 20 orang mulai kumpul di basecamp KAMAPALA. Pada pukul setengah delapan terlebih dahulu kami sarapan, setelah itu lanjut persiapan. Sebelum mulai berangkat ke lokasi, terlebih dahulu dimulai dengan doa bersama.

Pukul delapan tepat kita berangkat ke lokasi penanaman dengan Camp Borok sebagai leader dan Camp Buntil sebagai Swiper. Di perjalanan ternyata tak selancar yang direncanakan, mulai dari hujan deras dari Jogjakarta sampai Magelang, ban motor Camp Buntil yang bocor dan juga terjebak macet. Semua itu ternyata mampu terobati ketika kita sampai basecamp (Pos jaga TNGM Jurang Jero) pukul 09.30.

Tepat jam sepuluh mulai kita menanam, pohon gayam yang menjadi tajuk utama penanaman pagi hari ini. Bibit pohon gayam ini didapat dari wilayah Seyegan dan Godean Sleman. Gayam yang mempunyai nama latin Inocarpus fagiferus ini oleh masyarakat jawa, mempunyai makna filosofi ‘gayuh’ yang berarti cita-cita dan ‘ayem’ yang mempunyai arti damai, tenang, dan bahagia. Penanaman difokuskan pada tebing-tebing sungai. Di lokasi yang kami tanami masih banyak pohon pinus mercusi, tetapi juga banyak pohon pinus yang mati karena erupsi Gunung Merapi 2010 kemarin.

Banyak tenaga dan banyaknya alat juga tempat yang mendukung untuk melakukan reboisasi, akhirnya pukul dua belas siang penanaman di atas selesai. Kita bersama mampu menanam lebih dari seribu pohon pada pagi hari ini. “Luar biasa” kata yang terucap dalam benakku.

Kita akhirnya berkumpul bersama di atas bendungan, bergegas untuk turun ke pos jaga karena langit mulai menurunkan air dan banjir lahar dingin yang turun kita takutkan. Sesampainya di pos jaga ternyata tidak jadi hujan. Istirahat sebentar ternyata sudah ada hidangan yang sangat menggoda lidah kami, tersusun rapi di kursi pos dan segera satu per satu kita menikmati hidangan ini. Nasi uduk dengan campuran sambal teri yang di campur dengan kelapa ditambah sambel trasi dengan lauk tempe dan krupuk, sangat nikmat sekali ketika kita nikmati dengan bersama “Sego Megono”. Nasi yang menjadi ciri khas ketika penanaman karena praktis dan mudah dalam penyajian.

Sambil makan bersama-sama kita berbincang-bincang satu sama lain, ada yang nglantur ada juga yang serius tapi dibungkus dengan canda. Sulit mencari kader untuk ikut menanam, merawat dan melestarikanalam sekitar “apalagi per RT, per Dusun saja susah” salah satu isi perbincangan kita dengan salah satu aktifis. Ada yang menarikjuga ketika kita melihat plang di pos, tertulis “Ijo Alasku Mulyo Uripku” yang berarti Hijau hutanku sejahtera hidupku. Kalimat sederhana tetapi mempunyai makna yang dalam.

Makan selesai, menunggu nasi ini turun sebentar dan mulai kita melanjutkan aktivitas, ada yang sholat terlebih dahulu, juga ada yang melanjutkan menanam kembali di lokasi sekitar pos. Jam setengah dua penanaman benar sudah selasai untuk hari ini dan pada tanggal 12 Januari 2014 nanti penanaman akan dilakukan kembali. Dalam perencanaan penanaman, masyarakat yang peduli akan kelestarian Gunung Merapi ini akan dilakukan penanaman sampai bulan mei.

Sekian kegiatan yang kami laksanakan pada hari ini dan doa kami bersama yaitu “Semoga pohon yang kita tanam dapat tumbuh dengan baik dan bermanfaat bagi kehidupan kita sekarang juga anak cucu kita kelak”.

Yogyakarta, 5 Januari 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun