Awalnya saya hanya terdiam membaca tulisan yang digoreskan oleh kedua teman saya yang terbit di Mimbar Mahasiswa Solopos, Mutimmatun Nadhifah dengan
Paradoks KKN Transformatif-nya (25/8/2015), kemudian dilanjutkan oleh Qibtiyatul Maisaroh dengan
Mempertanyakan KKN Transformatif (8/9/2015). Keduanya memang dapat dibilang berhasil dalam mengkritisi praktik KKN yang dijalani oleh para mahasiswa di masyarakat. Mulai dari hal pakaian (jas almamater) dan sepatu yang seyogyanya perlu disisihkan hingga bahasa yang juga perlu dibenarkan dari diri mahasiswa di masyarakat. Namun akhirnya saya juga ingin sedikit turut campur tangan dengan opini kedua teman saya yang notabene memiliki kesamaan dalam jalur keilmuan.
KEMBALI KE ARTIKEL