Tak sekedar sebagai tokoh elit dalam kenegaraan khususnya bagian keagamaan seperti MUI, Muhammadiyah dan yang lainnya. Namun, Hamka juga tidak mengenyampingkan persoalan hidup hakiki, yakni masalah pengamalan dan pengalaman sufistik. Maka dari itu, Hamka cenderung lebih menekankan nilai-nilai dan konsep tasawuf dalam tafsirnya. Tasawuf yang diterapkan Hamka lebih relevan dengan perkembangan zaman, sehingga sering dikenal dengan sebutan tasawuf modern.