Bila akal tak mampu bekerja, hati yang berperan,
di dalam hati itu adalah perasaan,
maka diri berpikir dengan perasaannya.
Boleh jadi akal itu MATA HATI,
namun bila akal itu masih di bawah penguasaan NAFSU
maka ia bukanlah mata hati,
sesungguhnya ia adalah kendaraan bagi nafsu.
Mata hati itu KESADARAN, yaitu akal tanpa nafsu.
Nafsu itu adalah keinginan JIWA,
ia seumpama pembisik pada "telinga" hati.
Bila hati lalai dari mengingatNya,
maka nafsu berperan memaksa pikiran
selanjutnya menundukkan hati.
Akal adalah satu kekuatan yang bersumber dari jiwa.
Dengan keberadaan AKAL dan HATI
manusia dibebankan untuk menjalankan titahNya.