Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Ramses 2 dan SBY 2*

13 Juni 2011   13:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:33 276 1

Kesombongan berakhir dengan bencana. Firaun dengan bangganya menyatakan diri sebagai Tuhan, hidup dan mati seseorang ditentukan oleh perintahnya. Dibuatlah sebuah simulasi akan kekuatannya, dua orang budak dihadapkan kepadanya, lalu berkata, “aku sebagai Tuhan bisa menentukan hidup mati seseorang, aku akan membiarkan yang satu hidup dan membiakan yang lainnya mati.

Bahkan dengan kecongkakannya Fir’aun menantang eksistensi Tuhan. Dibuatlah sebuah menara yang tinggi tegak lurus menunjuk langit, lalu dia naik dan menarik anak panah, sambil berkata, “aku lah yang berkuasa di sini!!!”. Anak panah kemudian jatuh kembali ke tanah dan dia melihat ada bercak darah di panahnya, sambil mengangkat anak panah lalu dengan sombongnya berkata, “lihat aku telah membunuh Tuhan yang ada dilangit!!!”. Rakyat Mesir takjub, lalu sujud menyembah Fir’aun.

Nabi Musa AS di utus oleh Allah SWT untuk umat Mesir, dan salah satu target utama beliau adalah mengingatkan Raja Fir’aun Ramses 2 untuk meninggalkan kesombongan dan kesewenang-wenangannya sebagai seorang penguasa. Berbagai cara sudah ditempuh dan dilakukan oleh Nabi Musa AS untuk mengingatkan Ramses 2, namun usahanya belum membuahkan hasil yang memuaskan.

Berdoalah Nabi Musa, memohon kepada Allah: "Ya Tuhan kami, engkau telah memberi kepada Fir'aun dan kaum kerabatnya kemewahan hidup, harta kekayaan yang meluap-luap dan kenikmatan duniawi, yang kesemua itu mengakibatkan mereka menyesatkan manusia, hamba-hamba-Mu, dari jalan yang Engkau ridhai dan tuntunan yang Engkau berikan. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta-benda mereka dan kunci matilah hati mereka. Mereka tidak akan beriman dan kembali kepada jalan yang benar sebelum melihat siksaan-Mu yang pedih."

Berkat doa Nabi Musa dan permohonannya yang diperkenankan oleh Allah, maka dilandalah kerajaan Fir'aun oleh krisis keuangan dan makanan, yang disebabkan mengeringnya sungai Nil sehingga tidak dapat mengairi sawah-sawah dan ladang-ladang disamping serangan hama yang ganas yang telah menghabiskan padi dan gandum yang sudah menguning dan siap untuk dipanen.

Belumlagi krisis keuangan dan makanan teratasi datang menyusul bala banjir yang besar disebabkan oleh hujan yang turun dengan derasnya, sehingga menghanyutkan rumah-rumah, gedung-gedung dan membinasakan binatang-binatang ternak. Dan sebagai akibat dari banjir itu berjangkitlah bermacam-macam wabak dan penyakit yang merisaukan masyarakat seperti hidung berdarah dan lain-lain. Kemudian datanglah barisan kutu-kutu busuk dan katak-katak yang menyerbu ke dalam rumah-rumah sehingga mengganggu ketenteraman hidup mereka,menghilangkan kenikmatan makan, minum dan tidur, disebabkan menyusupnya binatang-binatang itu ke dalam tempat-tempat tidur, hidangan makanan dan di antara sela-sela pakaian mereka.

Pada waktu azab menimpa dan bencana-bencana itu sedang melanda berdatanglah mereka kepada Nabi Musa minta pertolongannya demi kenabiannya, agar memohonkan kepada Allah mengangkat bala itu dari atas mereka dengan perjanjian bahwa mereka akan beriman dan menyerahkan Bani Isra'il kepada Nabi Musa sekiranya mereka dapat ditolong dan terhindar dari azab bala itu.

Akan tetapi begitu bala-bala itu tercabut dari atas mereka dan hilanglah gangguan yang diakibatkan olehnya, mereka mengingkari janji mereka dan kembali bersikap memusuhi dan menentang Nabi Musa, seolah-olah apa yang terjadi bukanlah karena doa dan permohonan Musa kepada Allah tetapi karena hasil usaha mereka sendiri.

Akhirnya Nabi Musa AS pergi bersama Bani Israil meninggalkan Mesir, menuju tempat yang dijanjikan Allah, Palestina.

Ramses 2 dan SBY 2*

Memang keduanya tidak bisa disamakan begitu saja dengan alasan apapun. Namun hanya sekedar mengingatkan, bahwa ada tanda-tanda dan ciri yang sama dan patut menjadi bahan renungan bagi kita bangsa Indonesia.

Bencana selalu datang silih berganti di negeri yang sama-sama kita cintai ini, Tsunami Aceh, Mentawai, Gunung Merapi meletus, banjir dan longsor dimana-mana, wabah ulat bulu, sampai lintah dan sederet data bencana yang lain. Karena apa itu semua? Kita pasti sudah tahu jawabannya, ya, karena ulah kita sendiri sebagai bangsa. Sementara itu semangat berantas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang diusung pada masa Reformasi kini malah makin merajalela.

Presiden SBY 2 pun sebenarnya punya kepedulian akan hal tersebut dalam memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya, namun usahanya belum membuahkan hasil yang memuaskan, bahkan rakyat Indonesia sepertinya sedikit kecewa dengan sikapnya yang berhati-hati dan terkesan lamban. Hingga para Ulama akhirnya harus turun tangan dan bersuara, mengingatkan dan mendorong lebih keras agar tujuan yang kita cita-cita dapat tercapai.

* (baca : pemerintahan SBY jilid 2)

  • Penulis adalah Guru Sejarah SMA Avicenna Cinere
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun