Salah satu "produk" dari Pak Domo adalah SDSB yang singkatannya Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (kalo gak salah ya...). Saya tidak ingin berpolemik mengenai Pak Domo maupun SDSB, tapi lebih pada KARTU nya. Ya, kartu SDSB.
Cerita ini terjadi pada sekitar tahun 1990 an, ketika saya masih SD, dan kebetulan saat itu lagi "musimnya" SDSB. Waktu itu orang bilang "Tuku Nomer" kalau membeli SDSB ini. Hal ini tidak salah karena memang uang yang kita belanjakan pada bandar hanya akan diberi selembar kupon dan deretan nomor yang kalau beruntung kita akan mendapat hadiah... enak banget ya... Nah, waktu itu ayah saya iseng-iseng juga beli, karena waktu itu sedang ronda dan katanya ada deretan "nomor mujur" yang malam itu akan keluar. Walhasil, dikantongilah selembar kupon dan deretan nomor keberuntungan itu.
Keesokan harinya, waktu akan berangkat ke kantor ayah saya mampir ke warung tetangga untuk membeli rokok. Sampai sini tidak ada masalah apa-apa. Tapi pada siang harinya ternyata ada "dampak" dari peristiwa tadi pagi. Tetangga saya penjual rokok datang menemui ibu saya dan bertanya, "bu, tadi bapak beli rokok kok uangnya kaya gini, apakah ini yang disebut cek?". Seketika itu juga ibu menerima "uang" yang disodorkan penjual rokok. Setelah diperhatikan dengan seksama ternyata yang dikira "cek" tadi adalah Kupon SDSB. Ya, ayah saya membayar sebungkus rokok dengan selembar kupon SDSB. Sekedar info tetangga saya adalah seorang tua yang tidak bisa membaca, sehingga tidak tau kalau itu kupon SDSB.
Setelah ayah diberitahu kejadian ini jadi malu sendiri......
Ini ceritaku, mana ceritamu??