Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Selayang Pandang Asosiasi Guru Bahasa Asing AGBA-PGRI

11 Oktober 2024   18:47 Diperbarui: 12 Oktober 2024   09:20 135 1
Oleh Abdul Wahab Dai
Humas AGBA-PGRI

NOMENKLATUR Bahasa Asing disematkan kepada bahasa-bahasa asing non-Inggris yang turut diajarkan di sekolah-sekolah dan madrasah-madrasah menengah di Indonesia.

Sebagaimana yang tercantum pada logo Asosiasi Guru Bahasa Asing (AGBA-PGRI), bahasa-bahasa tersebut adalah bahasa Arab, bahasa Jepang, bahasa Jerman, bahasa Korea, bahasa Mandarin, dan bahasa Perancis (ditulis dengan huruf 'e' sebagaimana tercantum pada logo Asosiasi).

Dengan demikian AGBA melingkupi guru-guru mata pelajaran Bahasa Arab, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Korea, Bahasa Mandarin, dan Bahasa Prancis (dua bahasa dengan aksara Latin, dan empat lainnya dengan aksara non-Latin, empat bahasa-bahasa Asia dan dua bahasa-bahasa Eropa).

Lalu mengapa nama PGRI (Persatuan Guru Republkk Indonesia) tertulis di belakang nama AGBA? Ya, AGBA tercatat sebagai salah satu Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) dalam lingkup PGRI.

AGBA-PGRI dirintis pada tahun 2016 dan dikukuhkan pertama kali pada tahun 2018. Pada Kamis, 19 November 2020 AGBA di bawah naungan Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) turut nimbrung dalam Rembuknas (Rembuk Nasional) Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) via aplikasi temu virtual Zoom.
Rembuknas itu dihadiri 1.000-an peserta dari seantero Nusantara. Hari itu juga, pengurus baru AGBA-PGRI dikukuhkan untuk melanjutkan perjuangan para pengampu mata pelajaran Bahasa Asing pada pendidikan menengah dalam sistem pendidikan nasional.
Sabtu, 28 November 2020 guru-guru mata pelajaran Bahasa Asing menghadiri Puncak Peringatan HUT ke-75 PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2020 secara virtual.

Sejak dikukuhkan pertama kali pada tahun 2018 pasca dirintis pada tahun 2016, AGBA-PGRI senantiasa hadir pada Puncak Hari Guru Nasional secara luring sebelum merebaknya wabah COVID-19.

Pada tahun 2020, Kiki Niediawan, S.S. kembali dikukuhan sebagai Ketua AGBA-PGRI secara virtual oleh Pengurus Besar PGRI. "Kami selalu menanti pidato Bapak Presiden perihal guru dan terkhusus perihal guru Bahasa Asing dan mata pelajaran Bahasa Asing," ungkap Kiki Niediawan kala itu.

Kala itu persoalan seperti Tunjangan Profesi Guru (TPG) dan nasib guru secara umum juga tetap ditunggu oleh guru-guru Indonesia, sebagaimana disebut oleh Kiki Niediawan, guru Bahasa Jepang di salah satu sekolah swasta di Jakarta.

Dalam Rapat Pengurus AGBA-PGRI secara virtual jelang puncak acara Hari Guru Nasional 2020, Kiki Niediawan kembali menegaskan posisi Mata Pelajaran Bahasa Asing pada sekolah-sekolah menengah di Indonesia.

Sebagaimana diketahui saat itu nomenklatur 'Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya" dalam kurikulum pendidikan menengah (Kurikulum 2013) masih menjadi batu sandungan bagi eksistensi guru dan mata pelajaran Bahasa Asing. Kala itu guru-guru Bahasa Asing berbagi dan berebut jam dengan guru Bahasa Inggris.

Dua hari pasca seminar daring perdana Asosiasi Guru Bahasa Asing-Persatuan Guru Republik Indonesia (AGBA-PGRI) yang berlangsung Kamis, 25 Agustus 2021, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. menyinggung perihal sengkarut yang melanda Mata Pelajaran Bahasa Asing (Prancis, Jerman, Arab, Jepang, Korea, Mandarin) pada pendidikan menengah di Indonesia.

Berbicara di arena Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) II PGRI di Gedung Guru Indonesia, Sabtu, 27 Februari 2021 ini, Unifah Rosyidi mengungkapkan bahwa permasalahan Bahasa Asing di dalam kurikulum harus terus diperjuangkan sampai tuntas yang berpihak pada guru.

"Karena bahasa asing sangat diperlukan dalam Era Globalisasi saat ini. Bahasa Asing tidak boleh dihilangkan," ujarnya kala itu. Unifah hadir memberikan sambutan pada Seminar Daring AGBA-PGRI tentang Peran Bahasa Asing dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia.

"Bahasa Asing harus diberikan posisi yang aman dalam Kurikulum!" kata Unifah pada arena Konkernas. Kini Mata Pelajaran Bahasa Asing tetap eksis pada Kurikulum Merdeka. Mata Pelajaran Bahasa Asing sendiri diajarkan di Fase F (Kelas XI dan XII) yakni tingkat SMA (SMK dan MA) termasuk di sekolah-sekolah swasta yang memiliki sumber daya guru pengampu.

Perjuangan eksistensi mata pelajaran Bahasa Asing terkadang mendapatkan resistensi di sekolah-sekolah yang "tidak ramah Mapel Bahasa Asing". Sering terdengar guru-guru Bahasa Asing tidak mendapatkan haknya untuk mengajarkan mapelnya akibat pemangku kebijakan di sekolah-sekolah yang "tidak ramah Mapel Bahasa Asing".

Kala itu Ketua PB PGRI melontarkan pernyataan "PB PGRI akan melayangkan surat secara khusus kepada Kemendikbud perihal Bahasa Asing. Pada masa pandemi ini cukup sulit bisa bertatap muka dengan semua pejabat terkait Kemendikbud," ujar Unifah.

Kala itu Ketua AGBA-PGRI Kiki Niediawan, S.S. (guru Bahasa Jepang) terus menyemangati para guru Bahasa Asing seantero Nusantara. "Semua lini perjuangan kita tempuh agar eksistensi Bahasa Asing dapat kita pertahankan." ujarnya.

Dalam salah satu prolog sedaring (webinar) Kiki Niediawan memaparkan perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan oleh AGBA sejak berdiri.

Sabtu, 29 Mei 2021 AGBA menggelar Halalbihalal Virtual Nasional AGBA-PGRI. Isunya adalah perjuangan guru-guru Bahasa Asing belum selesai. Mapel dan guru Bahasa Asing belum beranjak dari status quo pascawebinar perdana pada awal tahun 2021.

Kiki Niediawan, Ketua Umum AGBA-PGRI bertekad melibatkan semua unsur Bahasa Asing dalam beberapa kegiatan agar tidak terkesan AGBA-PGRI dikuasai oleh guru-guru Bahasa Jepang. Secara kebetulan mayoritas pengurus AGBA berlatar belakang guru Bahasa Jepang.

"Semua kita rangkul, mulai dari guru Bahasa Prancis, Jerman, Arab, Korea, Mandarin dan Jepang," kuncinya.

Guru-guru mata pelajaran Bahasa Asing non-Inggris tak pernah berhenti meningkatkan kapasitas mereka dalam mengajarkan mata pelajaran langka ini.

Terakhir, bekerja sama dengan Forum Kabarin (Komunitas Belajar Daring) Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), AGBA-PGRI menggelar sedaring Sabtu malam lalu (5 Oktober 2024) bertema "Pembelajaran Berbasis Proyek Bahasa Asing, Praktik Nyata dalam Bahasa Jerman" dengan narasumber Emy Widiarti, M.Pd. (seorang guru Bahasa Jerman).

Sumber Foto: Pengurus AGBA-PGRI





KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun