Bagaimanapun, saya sangsi untuk mengatakan bahwa tulisan Yusunari Kawabata, seorang penulis istimewa kebangsaan Jepang yang pernah meraih nobel (1968), merupakan tulisan-tulisan gagal. Tetapi, saya mesti mengatakan bahwa, 'Seribu Burung Bangau' adalah sejenis novel yang sangat membosankan! Tak mampu sedikit saja barangkali Kawabata, lewat buku itu, membuat saya tersentuh, terenyuh, atau tersedu-sedu. Padahal, pada bagian belakang bukunya tertoreh, '
melalui deskripsi tentang hal-hal yang bersahaja, seperti cangkir teh atau motif hiasan sapu tangan, Kawabata menyiratkan makna memiliki, kehilangan, dan juga pengkhianatan yang acapkali menyertai cinta'.
KEMBALI KE ARTIKEL