Perantau yang sama nasibnya, baik sebagai pekerja (tujuan mencari uang) ataupun sebagai mahasiswa (tujuan ilmu), biasanya memiliki ikatan persaudaraan. Atau kadang ikatan itu lebih erat dibandingkan ikatan saudara senasab yang bertemu hanya setahun sekali.
Namanya saudara apabila terjadi permusuhan akan bermusuhan layaknya saudara yang sewaktu-waktu bisa akur, bukan permusuhan layak musuh yang tidak pernah akur sampai ajal menjemput.
Dalam kata saudara ada konsep kesalingan yang positif : saling menyayangi, saling percaya, saling melindungi, saling memahami, dan bukan sebalik kesalingan negatif.
Beberapa kurun waktu akhir akhir ini, terjadi konflik sosial karena mereka yang berkonflik punya kepentingan masing masing dan lupa bahwa lawan mereka meski Tidak Saudara Dalam perbedaan kepentingan, tetapi Saudara Dalam persamaan kemanusiaan. Dalam hal ini ada ungkapan : "Kalau berburu Hewan buas ajaklah saudara baik senasib maupun senasab, maka kau akan selamat".
Banyak antara saudara senasab atau senasib saling bertengkar karena  warisan harta & tahta. Dan banyak juga antara saudara senasab dan senasib saling tolong menolong dalam menghadapi masalah layaknya semut semut yang mampu mengangkat beban puluhan kali dari beratnya karena persaudaraan/gotong royong. Persaudaraan baik senasab dan senasib yang sudah ada, mari rawat dan jaga bersama, syukur bisa diperbanyak. Amiin