Sejak kuliah di Program Sarjana pada Program Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Makassar (UNM, 2000-04), saya berharap dapat dibimbing oleh Adrian Bernard Lapian (1929-11) apabila kelak melanjutkan pendidikan pascasarjana. Nama nakhoda pertama sejarawan maritim di Indonesia itu sering disebut oleh dosen-dosen UNM lulusan Universitas Indonesia. Saya juga membaca dan menggunakan disertasi Lapian ketika menulis skripsi. Sayangnya, sebelum harapan itu terwujud, ia telah dipanggil Tuhan.
KEMBALI KE ARTIKEL