Sarana dan prasarana yang disajikan dalam museum pun cukup membantu para pengunjung. Anda bisa menyaksikan sejarah Bank Indonesia lewat tayangan film di layar lebar LCD. Kalau informasi yang disajikan secara manual belum cukup, Anda dapat menyentuh tombol-tombol yang tertera di layar monitor LCD berukuran kecil cukup dengan sentuhan jari Anda. Secara teknologi, Museum Bank Indonesia sudah cukup memadai.
Desain interior Museum Bank Indonesia yang cukup menarik itu membuat saya betah berlama-lama di sana, mulai pertama kali masuk hingga keluar. Saat memasuki museum tersebut saya harus melalui pintu detektor yang dijaga oleh seorang petugas jaga. Kemudian saya menaiki beberapa anak tangga menuju sebuah altar yang cukup luas dan megah, khas bangunan peninggalan kolonial Belanda. Dari situ saya menemukan pintu masuk menuju aula museum dimana terdapat meja resepsionis yang akan melayani semua pengunjung sebelum melihat koleksi-koleksi museum. Saya pun bebas bertanya seputar museum pada para resepsionis tersebut. Dari mereka pula saya diberikan tiket masuk gratis. Selain itu, pengunjung juga akan mendapat lembar soal seputar benda-benda museum yang perlu dijawab. Semua jawaban bisa didapatkan di dalam museum.
Oleh karena itu, pengunjung harus jeli membaca semua informasi tentang benda-benda museum karena soal-soal yang disajikan semuanya seputar benda-benda koleksi museum. Kalaupun pengunjung ogah berpusing-pusing menjawab soalan di lembar soal tersebut taklah mengapa, tak dipaksa. Hanya saja, sebagai bagian dari petualangan menjelajahi museum jadi terasa kurang lengkap. Dengan menjawab semua soal di lembar soal tersebut pengunjung bisa sekalian mempelajari sejarah. Saya termasuk pengunjung yang tak memanfaatkan lembar soal tersebut. Meski demikian, kunjungan ke Museum BI tetaplah seru.
Secara keseluruhan, sajian koleksi museum disajikan sangat informatif dan disusun secara kronologis sehingga saya bisa belajar sejarah perkembangan Indonesia. Tentu saja sejarah Indonesia tersebut sangat dikaitkan dengan sejarah perbankan, karena sejarah perbankan di Indonesia merupakan bagian dari sejarah Indonesia secara keseluruhan. Dari bagian ini, saya terus menelusuri ruangan museum menuju pintu keluar. Sebelum sampai pintu keluar, saya harus melewati ruang yang dulunya tempat penyimpanan batangan emas, kemudian tak jauh dari situ terdapat ruang numismatik yang tak kalah kerennya.
Dalam ruang numismatik saya bisa melihat koleksi mata uang yang pernah digunakan sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha dan Kerajaan Islam di Nusantara, masa kolonial, hingga masa kemerdekaan Indonesia. Bagi para penggemar atau kolektor mata uang, ruang numismatik Museum Bank Indonesia bisa dijadikan referensi yang cukup handal. Bahkan koleksi mata uang dari berbagai negara juga terdapat di ruang numismatik tersebut. Semuanya diberi penjelasan yang singkat, padat, dan jelas.
- Sumber gambar: semua koleksi pribadi, kecuali gambar paling atas: http://checkdixout.blogspot.com