Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Bulan Istimewa untuk Saya dan Bung Karno

8 Juni 2011   12:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:44 281 0
Bulan Juni ini merupakan bulan istimewa bagi saya dan Bung Karno. Di bulan ini kami merayakan hari ulang tahun yang sangat berdekatan. Kemarin tanggal 6 Juni 2011, hari lahir Bung Karno dirayakan serentak oleh seluruh simpatisannya, termasuk,  politisi, pemerintah, dan sebagainya. Berkat hari lahirnya Bung Karno, Megawati dan SBY pun dipertemukan setelah sekian lama berseteru. Delapan hari kemudian saya yang akan merayakan hari lahir saya. Tapi perayaannya tak semeriah ulang tahunnya Bung Karno. Kami juga tak hanya lahir di bulan yang sama, bintang kami pun sama pula, Gemini. Saya suka mengatakan kalau pria yang berbintang Gemini sudah selayaknya disebut Geminiman (seperti judul sebuah film). Menurut situs primbon yang baru saya baca, Gemini adalah simbol kecerdasan dan memiliki banyak akal. Komunikasi dan bahasa sangat penting bagi orang Gemini. Jadi tak heran kalau Bung Karno seorang orator yang ulung. Orang Gemini juga memiliki kemampuan berkembang dan belajar yang tinggi. Hmmm, saya bukan muja-muji diri sendiri lho, nyatanya saya tak begitu, hehe, namanya juga primbon. Tapi biar hidup lebih semangat, saya pun perlu mempercayainya. Saya pun melanjutkan membaca primbon tersebut. Orang Gemini juga memiliki pesona alami dan energi karisma yang bisa menarik semua zodiak. Saya pun jadi percaya kenapa Bung Karno memiliki magnet bagi banyak wanita dan banyak orang. Selain itu, Gemini juga memiliki banyak ide yang dapat membuat orang tertarik. Gemini dikenal pula dengan spontanitasnya dan kemampuan mereka berbicara mengenai segala hal. Gemini seorang yang ... bla ... bla ... bla ..., saya pun tak melanjutkan membaca primbon itu karena makin jauh dari kenyataan saya, entah bagi Bung Karno. Hari lahir memang hari bersejarah bagi tiap orang. Oleh karena itu, setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk merayakannya. Demikian pula dengan saya dan Bung Karno. Bung Karno semasa hidupnya pasti punya cara sendiri untuk merayakan hari ulang tahunnya. Menurut catatan sejarah, Presiden Soekarno pernah merayakan ulang tahunnya di Bukittinggi, 6 Juni 1948, pada saat kunjungannya ke pulau Sumatera. Dilihat dari fotonya sih cukup meriah. Saat dia tak ada pun, ulang tahunnya tetap dirayakan oleh banyak orang. Maklumlah, Bung Karno adalah seorang pahlawan dan pendiri Republik ini, nama besarnya tak bisa saya tandingi. Meski banyak yang membencinya, tapi banyak pula yang menyayanginya. Saya sendiri tak ingin merayakan hari ulang tahun itu. Sedari kecil tak pernah saya rayakan. Kata orang tua saya, pesta ulang tahun itu tak mencerminkan hidup hemat, yang ada malah pemborosan. Bagi saya, perayaan ulang tahun itu sama saja merayakan hari kematian yang sudah makin dekat. Prinsipnya, makin bertambah umur seseorang maka makin sedikit usia hidup di dunia. Pasti Anda menjawab dalam hati, "Urusan umur urusan Tuhan, bukan urusan manusia". Di hari ulang tahun itu, saya cukup melakukan perenungan, mengevaluasi, dan introspeksi. Barangkali, Bung Karno juga demikian. Andai Bung Karno diberi umur panjang, tentu dia sudah berumur 110 tahun sekarang. Itu berarti usia saya dan Bung Karno terpaut 70 tahun. Kalau dihitung usia saya hingga usia Bung Karno wafat, berarti kesempatan hidup saya tinggal 29 tahun lagi. Ah, itu urusan Tuhan yang di atas, seperti kata Anda. Untuk apa saya pikirkan. Benar juga, saya sangat setuju. Sebagai manusia tentu saya tak boleh melampaui yang di Atas, yang harus saya lakukan sekarang adalah membuat hidup saya lebih berkualitas dan membuat hati saya serta keluarga bahagia selama hidup di dunia. Yang terpenting bulan ini adalah bulan istimewa bagi saya dan Bung Karno.

  • Sumber gambar: wikipedia
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun