Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Filosofi Air

17 Desember 2010   06:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:39 377 0
Waktu kecil itu, banyak hal yang saya lakukan pada air. Ketika di kamar mandi, kadang saya suka menampar-nampar kedua telapak tangan saya pada permukaan air, di sebuah ember besar. Saya lakukan itu dengan irama di mulut, seperti sebuah gendang yang bertalu-talu meski suaranya tak sama dengan gendang. Rasanya senang mendengar suara gendangan telapak tangan di atas permukaan air tersebut. Tak hanya itu, kadang saya juga suka membenamkan kepala saya ke dalam air di ember besar tersebut. Dalam khayalan saya kala itu, saya berharap akan berubah menjadi seorang manusia ikan, seperti dalam cerita film yang saya tonton di TVRI tahun 80-an dulu, judulnya "The Man from Atlantis" dan serial komik "Deni Si Manusia Ikan" yang secara rutin dimuat di majalah Bobo setiap minggunya. Saya selalu membayangkan, kalau membenamkan kepala ke dalam air dalam waktu tertentu maka akan tumbuh selaput-selaput di antara jari-jari tangan dan kaki saya. Kalau sudah begitu, tentu saya akan bisa berenang seperti ikan, bisa menyelam secepat ikan, dan bernapas dalam air seperti ikan. Sekitar 2 menit kemudian, kepala langsung saya angkat dari dalam air itu. Kemudian, saya amati setiap sela jari tangan dan kaki dengan penuh harap, batin saya berkata, "Sudah tumbuhkah selaput-selaput itu?". Nyatanya, selaput di sela jari tangan dan kaki saya itu tak pernah tumbuh seperti halnya "Deni si Manusia Ikan". Malah saya makin terobsesi dengan air. Setiap mandi pasti saya melakukan hal yang sama, membenamkan kepala dalam air di ember beberapa saat, dan mengangkatnya kembali, demikian seterusnya. Perbuatan itu saya lakukan hingga kelas 6 SD. Setelah saya percaya bahwa selaput di sela jari saya tak akan pernah tumbuh dan tak mungkin tumbuh, it's just my dreamin', itu cuma khayalan semata, saya pun menghentikan perbuatan tersebut. Meski kecewa tak berarti saya membenci air. Saya tetap mencintai air.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun