Tahura Djuanda kini telah mengalami banyak perubahan, pengelola menambahkan sarana dan prasarana penunjang untuk pengunjung. "Kalo sebelum di renovasi area-area pemanfaatan tuh kurang lebih sekitar 30 hektaran dan sesudah di renovasi lebih dari 30 hektar". Pengelola memperbanyak dan mempernyaman sarana dan prasarana penunjang untuk pengunjung baik dari segi pelayanan/servis, keamanan, dan lainnya.
Tahura Djuanda memiliki daya tarik objek wisata atau peninggalan sejarah Indonesia antara lain Gua Belanda, Gua Jepang, Curug Omas, Batu Batik, dan Penangkaran Rusa. Adapun situs geografis juga yang menarik seperti Batu Batik. "Adapun situs Geografi juga seperti pak hoe hoe adalah salah satu fenomena alam yang mungkin ada satu atau dua di dunia, yaitu di hawwai satu dan disini. Ada salah satu batu cuman diatasnya kaya ukiran ukiran samping atau karembong (batik) kadang kala orang menyebutnya Karembong Dayang Sumbi karena dekat juga dengan Gunung Tangkuban Parahu legenda dari Sangkuriang itu sendiri". Ini menjadi daya tarik masyarakat untuk mengunjungi Tahura Djuanda.
Untuk perputaran ekonomi Di Tahura Djuanda juga cukup memberikan dampak positif bagi orang sekitar wilayah dago. "Ada yang menjadi pengelola taman itu sendiri, tukang parkir, jasa center, pedagang dan lain sebagainya". Ujar pak Iman, Pengelola Tahura Djuanda - Kamis, 30 Mei 2023.
Fungsi dari Tahura Djuanda itu sendiri merupakan hutan konservasi tidak hanya wisata tapi lebih dominan filter terlahinya kota Bandung. "Jadi disini sengaja hutan konservasi supaya ada resa peresapan air supaya tidak terjadi banjir kebawahnya dan longsor". Jadi tidak hanya untuk tempat wisata, Tahura Djuanda juga memiliki fungsi berikut untuk keamanan lainnya.