Rizki Rahmat, seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dari UIN Jakarta, menekankan betapa pentingnya literasi keuangan bagi generasi muda. "Literasi keuangan bukan hanya tentang mengerti cara mengelola uang, tetapi juga tentang memahami bagaimana membuat keputusan keuangan yang tepat. Dengan literasi keuangan yang baik, kita bisa menghindari jebakan utang dan lebih siap untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang," kata Rizki.
Rizki menambahkan bahwa generasi milenial dan Gen Z sering kali lebih rentan terhadap tekanan sosial dan iklan yang mempromosikan gaya hidup konsumtif. "Kita hidup di era media sosial di mana segala sesuatu terlihat sempurna dan sering kali mendorong kita untuk mengeluarkan uang lebih dari yang seharusnya. Literasi keuangan membantu kita untuk lebih bijak dalam pengeluaran dan mengedepankan kebutuhan daripada keinginan," jelasnya.
Di sisi lain, Fahmi, seorang driver ojek online di Jakarta, juga mengakui pentingnya literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari. "Sebagai pekerja lepas, saya harus pintar mengelola penghasilan saya setiap hari. Literasi keuangan membantu saya untuk membuat anggaran, mengelola pajak, dan juga memahami cara yang tepat untuk menyimpan dan menginvestasikan uang saya," ujarnya. Fahmi menambahkan bahwa literasi keuangan juga membantunya menghindari jebakan utang yang bisa merugikan.
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan di kalangan milenial dan Gen Z masih relatif rendah dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri mengingat banyaknya produk keuangan digital yang muncul di pasaran, seperti e-wallet, investasi online, dan pinjaman peer-to-peer. Rizki menyoroti bahwa pemahaman yang baik tentang produk-produk ini sangat penting untuk menghindari risiko finansial.
"Sebagai mahasiswa, kita harus mengambil inisiatif untuk belajar dan memahami literasi keuangan. Banyak sumber belajar gratis yang tersedia, mulai dari artikel, video edukasi di YouTube, hingga seminar online yang diselenggarakan oleh berbagai institusi keuangan," tambah Rizki. Ia menekankan bahwa literasi keuangan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga harus didukung oleh institusi pendidikan dan pemerintah.
Upaya untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan milenial dan Gen Z tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga institusi pendidikan dan pemerintah. Rizki berharap lebih banyak program edukasi keuangan yang dapat diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan formal.Â