Konflik tapal batas antara Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) di Desa Suban Jaya, dengan Kabupaten Musi Rawas (Mura) di Desa Pauh semakin memanas, dan menjurus konflik horizontal .
Gesekan tersebut terjadi antara Perusahaan Tambang Batubara yang mengantongi izin dari Mura yakni PT. Gorby Putra Utama (PT. GPU) dan usaha perkebunan sawit PT. Sentosa Kurnia Energi (PT. SKE) yang mengantongi izin dari Pemkab Muba .
Dulu saat gesekan pertamakali muncul patok milik PT GPU sempat dicabut oleh petinggi Pemkab Muba. Sebelumnya, juga tersiar kabar provokatif bahwa sejumlah jenderal membekingi PT GPU dan hendak memaksa PT SKE yang nota bene perusahaan grup H Halim menimbun parit gajah yang mereka gali.
Hingga , Minggu, (18/11) tampak aparat Kepolisian dari dua Polres yakni Polres Mura maupun Polres Muba serta dibantu aparat dari TNI juga datang ke lokasi guna mengamankan situasi.
Sekedar mengingatkan, bahwa PT.GPU sendiri merupakan Perusahaan dibidang Tambang Batubara, mereka melakukan penambangan karena mendapat izin dari Bupati Musi Rawas, Ridwan Mukti.
Sementara PT. SKE mendapatkan izin dari Bupati Musi Banyuasin (MUBA). Bahkan Bupati Muba H Pahri Azhari bersama rombongan dari SKPD pernah mencopot beberapa patok milik PT GPU, karena dianggap sudah masuk wilayah Kabipaten Muba.
Wilayah yang diklaim oleh PT GPU diakui PT SKE merupakan wilaya usahanya sesuai izin yang dikantongi dari Pemkab Muba .
Joko, pimpinan PT SKE juga mengklaim bahwa pada rapat bersama antara PT GPU dengan PT SKE yang difasilitasi Pemprov Sumsel belum lama ini, pihak Pemprov Sumsel mengakui lahan yang diklaim PT GPU merupakan wilayah Kabupaten Muba.
Pantauan sebelumnya pada Kamis (15/11) lalu dilokasi sengketa , kedua perusahaan tersebut masih melakukan aktifitasnya masing-masing, yakni PT GPU tetap melakukan penambangan dengan alat beratnya, sedangkan PT SKE tetap melakukan aktifitas dengan penanaman bibit sawitnya. Penjagaan oleh aparat dari dua Polres tetap dilakukan untuk mengamankan lokasi.
Kapolres Musi Banyuasin MUBA) AKBP. Toto H. Wibowo membenarkan, kalau dilokasi sengketa , baik dari Polres Muba dan Polres Muba disiagakan untuk melakukan pengamanan,
“Perlu saya tegaskan, adanya aparat dilokasi sengketa bukan untuk membekingi masing –masing perusahaan , tapi dalam rangka pengamanan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,’’tegas Kapolres.
Terkait kedatangan para jenderal, Kapolres Toto Wibowo enggan memberikan komentarnya.
“Aparat yang kita terjunkan, tidak terkait dengan kedatangan para jenderal tersebut . Yang pasti Kita mengimbau masing-masing pihak cooling down dulu kedua perusahaan agar tidak mengerahkan karyawannya untuk melakukan aksi yang bisa memperkeruh situasi sambil menunggu penyelesaian yang dilakukan Pihak Pemerintah,” katanya.