Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Celoteh Petruk, Cuap-cuap Gareng

20 Juli 2011   17:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:31 185 0

Petruk dan Gareng sedang kongkow-kongkow di bawah sebuah pohon yang sangat rindang, tak ada cafe atau club di kampung mereka buat sekedar “mejeng”. Tapi cukup di bawah pohon sambil memandangi sekumpulan sapi yang sedang merumput di padang rumput luas di dekat istana negara Astina. Kedua pemuda yang berbeda perawakan ini, saling berkeluh kesah dan ngedumel tentang kejadian yang mereka lihat, alami dan rasakan. Petruk yang perawakannya kurus dan tinggi memilih untuk duduk bersila sambil menggigit rumput yang selalu terselip di antara giginya, sedangkan Gareng memilih untuk menyandarkan tubuhnya di pangkal pohon rindang itu, tak mampu menahan lipatan perutnya yang semakin hari semakin banyak dan bertambah saja, bila Gareng meniru posisi duduk bersila si Petruk, maka ia akan merasa kesulitan untuk menarik nafas. Kebalikan dengan si Gareng, si Petruk duduk bersila karena ia tak mau badannya yang kurus yang hanya tinggal tulang ditutupi daging tanpa lemak, beradu dengan kerasnya pangkal pohon, bisa menimbulkan rasa nyeri bila ada bagian pohon yang tak rata itu ia sandari.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun