Dari awalnya perang baliho di jalan raya, berpindah ke perang iklan dan berita di televisi, terus membelah diri pada dinding jejaring sosial, sampai akhirnya menginvasi melalui broadcast BBM dan Kotak sms di ponsel yang tak berhenti memberikan kabar miring tentang capres lawan, sembari memuji kehebatan capres yang didukung.