Hallo bung Pepih Nugraha, anda kan wartawan di media mainstream Kompas katanya, kenapa anda seperti ini. Secara hukum dan ketentuan yang berlaku, dipenjara tidak diperkenankan memakai Laptop, Komputer, atau Hp, kalau anda PN setuju orang terpenjara memakai akun dimanapun apalagi di Kompasiana, maka anda telah setuju dengan pelanggaran hukum dan ketentuan yang berlaku dipenjara. Sudah saja, bikin ketentuan baru untuk membolehkan orang terpenjara bisa menggunakan Laptop, Komputer, atau Hp di tahanan.
Inilah sosok yang suka melakukan pelanggaran hukum termasuk banyak oknum di penjara yang menyalahgunakan ketentuan pelarangan memakai Laptop, Komputer, atau Hp di tahanan. Malah ini menjadi proyek dagang ketengan para oknum busuk seperti itu.
Kalau semua penjara memberlakukan ketentuan tidak boleh menggunakan Laptop, Komputer, atau Hp di tahanan. Yaa, jalankan secara benar dan konsekwen, termasuk semua lembaga diluar penjara, jika diketahui ada pemilik akun yang terpenjara lembaga diluar penjara wajib juga melarang pemilikan sebuah akun. Kecuali lembaga maya itu abal-abal.
Pelarangan dalam ketentuan untuk tidak boleh menggunakan Laptop, Komputer, atau Hp di tahanan adalah untuk membuat efek jera dari para tahanan sebagai sanksi ikutan dari kejahatan yang mereka lakukan.
APAKAH KITA SEMUA MASIH GEMAR BERPURA-PURA DALAM MENEGAKKAN HUKUM DI INDONESIA INI ??? Atau masih suka berpola pikir dalam KEPURA-PURAAN. Inilah sebuah KEMUNAFIKAN yang dipertontonkan. Mari kita konsisten berbuat dan berpendapat serta berpola tindak selaras dengan hukum yang berlaku dan harus kita patuhi bersama di Indonesia ini.
Selama ini kita semua mengaku Indonesia adalah negara hukum akan tetapi perbuatan nyata kita adalah KEMUNAFIKAN terhadap penegakan hukum itu sendiri dan inilah yang selama ini terjadi di Indonesia, kepalsuan penegakan hukum.
Mari move on segera kearah perbuatan dan pola pikir yang benar dan tegas sehingga pola tindak kita dipercaya oleh bangsa-bangsa disekitar kita.
Jangan menjadi sosok yang MENCLA MENCLE. Ini adalah pameran ketidak cerdasan.