Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Ismail As.,Yang Diujikurbankan Nabi Ibrahim As.

9 Mei 2015   11:10 Diperbarui: 24 September 2015   16:22 799 0
Kembali admin Kompasiana membiarkan sebuah tulisan SJ yang berjudul  "Ishak atau Ismail, Anak yang Akan Dikurbankan Abraham?" padahal tulisan itu sudah pernah di publish dalam isi yang sama oleh penulis yang sama juga, karena Abah Pitung mengcounter tulisan itu dengan sebuah tulisan berjudul "Mempertanyakan Kebenaran Nabi Ishaq Yang Dikurbankan Dalam Ajaran Kristen"(tulisan ada disini). Akibatnya, hanya beberapa menit saja, tulisan Abah Pitung dihapus oleh admin Kompasiana, dan tulisan SJ yang sudah tayang publish selama berhari-hari dan pembaca sudah banyak, barulah dihapus admin K dengan dasar adanya tulisan Abah Pitung. Inilah yang penulis nilai sebuah tindakan admin K yang tidak adil dan sangat ceroboh dalam bertindak untuk sebuah keseimbangan informasi yang diinginkan oleh banyak penulis di Kompasiana ini. Baiklah kita tinggalkan saja preambule ini, kita masuk ke argumentasi judul diatas. (tulisan terkait ada disini).

Seluruh ummat Islam didunia, mengimani setiap ayat yang ada didalam Al Qur'an salah satu ayatnya yang artinya dalam bahasa Indonesia didalam :

QS. Ash Shaffat 102 : "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Kejadian kisah pada surat Ash Shaffat 102 ini, diperkuat pernyataannya oleh Allah Swt. yang artinya didalam surat Al Anbiyaa 85 : "Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar".  Artinya, surat Al Anbiyaa 85 memperkuat bahwa "anak itu sampai (pada umur sanggup)" pada Ash Shaffat 102 yang dimaksud adalah Nabi Ismail as. yang telah mengalami peristiwa dan kisah besar dengan pengurbanan dirinya oleh ayahnya Nabi Ibrahim As. disaat pada umur sanggup.  Dan banyak ayat-ayat yang memperkuat bahwa Nabi Ismail As. adalah anak yang pertama dari Nabi Ibrahim As.

Surat yang menyatakan peristiwa pengurbanan Nabi Ismail As. itu di tukar/diganti seketika dengan seekor Kibas (kambing-hadist) adalah : Surat Ash Shaffat 107 : "Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar".

Bagi ummat Islam, peristiwa besar kurban Ismail As. atas ujian ke-Imanannya kepada Allah Swt., yang selanjutnya ditukar oleh Allah Swt. dengan seekor Kibas (kambing), adalah hal dan kisah nyata yang tidak pernah dipertanyakan serta dipermasalahkan oleh ummat Islam selama ini dan sampai kini dan akan datang.

Hanya ummat Kristiani sajalah yang masih mempertanyakan dan mempermasalahkan antara Ismail atau Ishak yang dikurbankan dalam perjalanan hidup Nabi Ibrahim As. Hal ini bisa terjadi karena adanya pertentangan dan perbedaan interpretasi dan perbedaan pandangan diantara ayat-ayat didalam Bibel Perjanjian Lama itu sendiri seperti :

Kejadian 16:16 "Abraham berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya".

Kejadian 21:5 "Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya".

Pada Kejadian 16:16 dan 21:5 diatas, isinya bertentangan dengan Kejadian 22:2 yang menyatakan "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak" sedangkan diketahui oleh masyarakat dunia bahwa kisah Nabi Ibrahim As. sejak nikah dalam periode lama dengan istrinya Siti Sarah tidak memiliki anak, setelah Nabi Ibrahim As. menikah dengan Siti Hajar atas persetujuan Siti Sarah, maka Nabi Ibrahim As. mendapatkan seorang anak lelaki bernama Ismail dan selanjutnya Ismail menjadi seorang Nabi juga, karena memiliki banyak sifat kebaikan dan kesholehan seperti ayahnya Nabi Ibrahim As. Menilik kalimat dalam Kejadian 22:2 "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak" adalah sangat bertentangan dengan pemahaman masyarakat dunia yang menyatakan bahwa anak biologis sebagai anak tunggal adalah jelas bernama Ismail (ibunya Siti Hajar) bukan Ishak (ibunya Siti Sarah) sebagai adiknya Ismail. Apalagi kita membandingkannya dengan isi ayat pada Kejadian 16:16 dan 21:5 diatas.

Perhatikan dengan cermat ayat didalam :  Kejadian 22:2 : "Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Kita ketahui bersama bahwa "anak Abraham yang tunggal itu" sebagai anak biologis Ibrahim (Abraham) adalah Ismail As.(Kejadian 16:16) bukan Ishak sebagaimana yang tertulis pada Kejadian 22:2. Disni saja, pada Perjanjian Lama (Old Testamen) sudah mengandung perbedaan yang sangat besar dan sungguh nyata janggalnya. Ketika Ismail lahir, Nabi Ibrahim berumur 86 tahun (anakmu yang tunggal) (Kejadian 16:16), lalu setelah Nabi Ibrahim berumur 100 tahun barulah Ishak lahir (Kejadian 21:5).  

Pada Kejadian 22:2, seharusnya anakmu yang tunggal itu yang dikasihi Ibrahim adalah Ismail. Karena ada "perkataan anakmu yang tunggal", artinya pengurbanan diri Ismail ketika Ishak belum lahir. Kalaulah saat itu Ishak sudah dilahirkan, pastilah anak yang bisa diajak berdiskusi dalam memutuskan perintah Allah adalah Nabi Ismail As. dan kalimat ayatnya bukan "anakmu yang tunggal" karena ketika peristiwa pengurbanan itu, Ismail As. sudah berumur sanggup seperti firman Allah didalam QS. Ash Shaffat 102 diatas.

Pada ayat Bibel Old Testamen (Perjanjian Lama) isi Kejadian 16:16 dan 21:5 menyatakan bahwa disaat Ismail dilahirkan oleh Ibunya Siti Hajar (Hagar) ketika itu umur Ibrahim (Abraham) 86 Tahun. Lalu ketika Ishak dilahirkan oleh Ibunya Siti Sarah (Sarah) ketika itu umur Ibrahim (Abraham) 100 Tahun. Artinya, Ismail adalah kakaknya Ishak dan ketika itu perbedaan umur mereka ada 14 Tahun (menurut Kejadian 16:16 dan 21:5) dan umur Ismail pada saat kejadian peristiwa kurban, pada kisaran ±13 Tahun ketika Ishak masih didalam kandungan Siti Sarah karena ada kalimat "Ambillah anakmu yang tunggal itu". Siapa lagi kalau bukan Ismail.

Dalam hal ini, ada perbedaan versi pengurbanan bagi ummat Islam, Ismail itu di sembelih dan ditukar segera, seketika dengan seekor kibas besar (kambing), sedangkan didalam kekristenan pengurbanan itu dengan cara dibakar yang selanjutnya tidak jelas.

Mohon maaf penulis tidak bermaksud mendiskreditkan, akan tetapi ingin mengajak para pembaca berdiskusi dengan cara yang baik dan santun untuk mendapat kejelasan atas sebuah kebenaran yang haq bukan pembenaran-pembenaran yang a-rasional yang  tidak selaras dengan logika publik. (Abah Pitung)


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun