Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Penipu, Penipu, Penipu!

9 Januari 2014   10:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:59 319 3
Kemungkinan, Negara yang paling banyak penipunya adalah Indonesia. Pejabat, politikus, pimpinan perusahaan menipu APBN, APBD apalagi masyarakat si tukang tipu. Kali ini, saya akan sampaikan modus lumayan professional yang dilakukan penipu dengan peran masing-masing sebanyak 4 orang yang saya alami sendiri secara nyata pada jam 09.20 Wib tanggal 19 Desember 2013 yang lalu.

Berdering telepon rumah saya, lalu saya angkat, dari kejauhan saya mendengarkan :

Penipu sebagai Satpam sekolah (PS) : "Hallo, apakah Bapak sebagai orang tua "menyebutkan nama anak saya secara lengkap (AAA)" ?

Saya : Benar Pak, ada apa Pak ? Bapak siapa ?

PS : Begini yaa.. Pak, Bapak harap tenang mendengar keterangan saya dan Bapak jangan panik yaa... Saya adalah petugas satpam sekolah anak Bapak. Anak Bapak tadi pagi terjatuh dari tangga sekolah, karena kepalanya membentur agak keras, anak bapak bernama "AAA" pingsan dan sekarang sedang dibawa ke Rumah Sakit (RS) oleh seorang ibu gurunya. Tolong Bapak catat nomor Hp ibu gurunya Pak, nomornya 082292029997, tolong diulang lagi no Hp ibu guru tersebut Bapak.

Saya : Hp ibu guru 082292029997 (si PS menjawab ya benar Bapak, harap segera Bapak hubungi ibu guru yang membawa anak Bapak "AAA"). Terima kasih PS, saya akan segera menghubungi ibu guru tersebut. Saya mengambil Hp untuk menelepon Ibu guru tersebut.

Saya : Setelah tersambung, back sound terdengar suara dijalan raya dan ada suara sirene. Hallo, ini ibu guru yang membawa "AAA" ?

Ibu Guru : yaa benar Pak. Saya sudah berada didepan pintu Gawat Darurat membawa anak Bapak "AAA" dan sekarang sudah menuju UGD 2 Rumah Sakit (Nama sebuah RS terkenal di Bandung). Begini Bapak, saya harap Bapak bisa menghubungi segera dengan dr. Paulus sebagai dokter di RS ini. Dan ini nomor Hp-nya Pak, 085335139979. Tolong diulangi nomornya Bapak agar Bapak tidak salah sambung.

Saya : (memencet no.085335139979) setelah tersambung, terdengar samar-samar suara berbagai dialog tentang pembicaraan para dokter di RS. Hallo, apakah saya tersambung dengan dr.Paulus ?

dr. Paulus : Yaaaa.... Benar Bapak, Apakah Bapak sebagai orangtua pasien saya bernama "AAA" ?

Saya : Benar sekali Pak dokter, maaf Pak dokter, posisi saya masih di rumah dan jarak dengan RS sangat jauh, maka tolonglah saya untuk dibantu segera untuk memulihkan kondisi kesehatan anak saya Pak dokter.

dr. Paulus : Saya sangat maklumi Bapak, begini yaaa.. Pak, anak Bapak kondisinya sekarang pingsan dan ada benturan keras pada kepalanya dan ada luka sobek dan pendarahan yang cukup hebat, jadi sekarang sedang berada di ICU RS ini. Kebetulan alat yang diperlukan tidak ada dalam persediaan RS. Kami sedang menunggu alat yang harus dipesan melalui Apotek Farmasi Jaya yang posisi Apotek itu ada di dekat RS ini. Alat ini, gunanya untuk memberhentikan pendarahan di kepala anak Bapak tanpa melalui operasi. Karena alat ini sangat penting, maka Bapak saya harapkan agar sesegera mungkin menghubungi Apotek Farmasi Jaya untuk mengkorfirmasi kepastian pembelian alat tersebut. Alat tersebut sudah kami komunikasikan dengan Apotek dengan "Resep 2B"   Bapak jangan panik Pak, anak Bapak kita usahakan bisa pulih dan jangan lupa Bapak selalu berdo'a. Bapak harus menghubungi pihak Apotek Farmasi Jaya (AFJ) segera dan hubungi Bapak Rahmad tanyakan nanti "Resep 2B" untuk pasien "AAA". Bapak, ini nomor Apoteknya xxxxxxxxxx. Harap nomornya diulang Bapak ???!

Saya : Setelah tersambung, ada suara samar-samar berkesan ada orang yang menanyakan obat. Hallo, dengan Bapak Rahmad ? Saya ingin tanyakan tentang Resep 2B yang disampaikan dr.Paulus dari RS.

AFJ : Ohh, yaa benar saya Rahmad, begini Bapak, harga alatnya untuk anak Bapak harganya cukup mahal, apakah Bapak setuju jika saya sebutkan ? Harganya sebesar Rp. 7.900.000,- dan alat ini harus segera kami sampaikan kepada dr. Paulus di RS. Bagaimana Bapak, apakah Bapak bisa memastikan pembayarannya segera ? Mengingat alat ini harus segera di pakai untuk menyelamatkan anak Bapak.

Saya : Saya siap Pak dan akan saya bayar sekarang juga setelah saya sampai di RS, dan tolong Bapak antarkan saja ke RS alat tersebut agar bisa segera dipasang.

Setelah itu, saya dan istri sedikit panik sejenak, dan istri saya terus saja berdo'a dalam deraian air mata untuk keselamatan anak kami. Saya juga mempersiapkan kendaraan untuk menuju ke RS. Sebelum berangkat, telepon berdering lagi dari AFJ.

AFJ : Begini Bapak, alat tersebut baru bisa kami sampaikan ke RS apabila ada kepastian pembayarannya. Saya tidak bisa mengeluarkan alat tanpa ada kepastian bayarnya.

Saya : Begini saja Pak, berapa nomor Rekening AFJ ? dijawab oleh AFJ nomor rekening AFJ adalah 1080013021606 Bank Mandiri an. Rahmad G. OK Bapak Rahmad, saya akan kirim melalui ATM terdekat setelah saya bersiap keluar.

Ada 5 menit kosong lalu telepon berdering kembali.

AFJ : Tolong cepat Bapak untuk mentransfer uangnya sebesar Rp. 7.900.000,-, hanya dengan percepatan transfer alat segera bisa dipasang, dan kami sudah berada di depan pintu UGD 2 menuju ruangan ICU. Tolong Pak yang cepat transfernya.

Saya : Iya Pak saya akan sesegera mungkin, tapi tolonglah pasangkan alat tersebut agar anak saya bisa tertolong, dan Pak Rahmad jangan membahas uang yang sudah saya sanggupi itu. Yang penting nyawa anak saya bisa segera diselamatkan Pak Rahmad. Tolonglah Pak...pasang alat itu ????!!! (Lalu telepon terputus).

Lima belas detik kemudian ada telepon lagi.

AFJ : Bagaimana Bapak ? Apakah transfer sudah dilakukan ?

Saya : Saya sedang menuju ATM terdekat dan jalan agak macet ini. Tolonglah pasangkan alat tersebut, tolong Pak. Bapak jangan mempermasalahkan uang, uang saja melulu, tanpa berpikir keselamatan anak saya. (Barulah disini saya sadar bersama istri, bahwa kami sedang dalam proses yang akan terjebak dalam penipuan).

Saya anjurkan kepada istri saya untuk menelepon HP anak saya "AAA" dan ada sambungan, ternyata anak saya sedang belajar dikelasnya bersama para teman sekolahnya dan anak kami tertawa mendengar ibunya panik bertanya yang menyatakan "AAA" sedang ada di RS (itu penipuan Ma jawab anak saya dan hati-hati).

Dua menit kemudian ada telepon lagi.

AFJ : Bagaimana Bapak, saya sudah check pada rekening kami, bahwa transfer belum masuk dari Bapak.

Saya : Tunggu saja sebentar lagi akan masuk. (Saya langsung putuskan komunikasi).

Satu menit kemudian ada lagi telepon.

AFJ : Bagaimana Bapak, alat ini belum bisa dipasang jika bapak belum ada transfer yang pasti.

Saya : (Dalam jengkel yang memuncak) segala nama kebun binatang yang bau dan busuk dan jelek saya sebutkan dengan nada tinggi, hei penipu anda sedang kami amati melalui GPS dan sebentar lagi anda akan ditangkap. Lalu si penipu ketawa kecut dan meringis.

Setelah itu, tidak ada lagi telepon yang masuk. Nomor telepon dan nomor rekening sengaja saya tampilkan karena nomor-nomor HP dan nomor rekening itu bisa saya pertanggung jawabkan. Para penipu ini, bisa berada dalam satu mobil mereka ber-empat atau dalam sebuah ruangan rumah (kantor/markas penipu). (Abah Pitung)

Semoga pengalaman pahit kami akan ditipu oleh para penipu tidak terulang bagi keluarga para pembaca Kompasiana.

Salam waspada !!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun