Semua rakyat Indonesia mengetahui, bahwa PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) partai pendukung Jokowi-JK adalah merupakan partai fusi (pengabungan) dari beberapa partai sekuler PNI, IPKI, MURBA ditambah Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katholik.
PDIP sudah lama dijadikan wadah perpolitikan bagi kalangan organisasi Kristen Protestan, Kristen Katholik, Kristen Advent, Kristen Saksi Yehova, Budha, Hindu, Kejawen dan Sosialis, Nasionalis, Aliran Kepercayaan, agama Ahmadiyah, agama Syiah serta para mantan pengikut paham Marxisme yang anti militer (TNI). Munculnya keluarga Soekarno memegang puncak manajemen organisasi PDIP selama ini, dan senantiasa terpilih pada posisi tertinggi di partai adalah untuk memanfaatkan simpati emosi massa PDIP dan emosi masa publik lainnya yang masih simpati dan cinta dengan sosok figur Pemimpin Besar Soekarno. Makanya dalam berbagai bentuk spanduk partai, gambar wajah Soekarno senantiasa ditampilkan dominan. Selogan yang hebat yang selalu digembar-gemborkan oleh PDIP adalah "Partai-nya wong cilik", sekarang tidak berani lagi dipakai dan disebutkan, karena PDIP selama diberi wewenang berkuasa, ternyata berubah menjadi "Partai-nya wong LICIK" (secara data penelitian, merupakan partai terbanyak kader yang korupsi dan manipulasi). Disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia ternyata selogan dan teriakan "Wong Cilik" hanya basa-basi politik dan tidak sesungguhnya mampu mensejahterakan wong cilik. Akhirnya
seluruh rakyat mempelesetkan kata CILIK menjadi LICIK.
KEMBALI KE ARTIKEL