Humor tergolong peradaban purba manusia.
Sense of humour dibutuhkan untuk mengungkap keapesan/kesialan dan kepupusan rasa peka dari inderanya (
dissociation of sensibility) (Andre Hardjana, 1992). Untuk itu, ada sebuah
kirata bahwa suku Sunda tidak jauh dari singkatan dari “Suka Bercanda”. Dalam khazanah folklor masyarakat Sunda, sejak zaman dahulu telah dimiliki beragam ciri khas masyarakat seperti kisah-kisah humor,
tatarucingan (teka-teki),
sisindiran, dan
sempal guyon lainnya. Keberadaan humor dalam jiwa
urang Sunda telah membudaya. Budaya humor dalam hubungan pergaulan sosial masyarakat Sunda menjadi media penting untuk lebih mengakrabkan diri. Apalagi urang Sunda dikenal dengan
someah hade ka semah dan
paheuyeuk heuyeuk leungeun antarbaraya.
KEMBALI KE ARTIKEL