Bisa dibayangkan, jika saja penulis buku ini tidak menemukan sekolah yang benar. Maka ia akan selalu dicap sebagai anak nakal, tidak mau ikut aturan, serta tumbuh menjadi anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang baik. Kepala sekolah itu mau menerimanya, dan mendengarkan anak kecil itu berbicara selama empat jam!. Kemudian juga ada cinta tak bersyarat dari ibundanya. Walaupun terkadang merasa bingung mengikuti jalan pikiran Toto-Chan. Di sekitar kita banyak anak seperti Toto-Chan, mungkin dia akan terbengkalai dalam sistem yang terlalu ruwet dengan prosedural dan teknikal. Tetapi kecintaan terhadap pendidikan dari kepala sekolah, membuat sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi perkembangan semua potensi diri anak di Tomoe Gakuen. Cap nakal bukanlah sesuatu yang harus disampaikan oleh guru. Guru hanya tidak memahami anak yang memiliki berbagai potensi dan rasa keingintahuan yang berbeda-beda.
KEMBALI KE ARTIKEL