Kompasiana semakin populer, dan rombongan baru penulis berdatangan, serta rombongan lama ada yang perlahan-lahan mulai mengurangi dan bahkan berhenti menulis.Ada juga rombongan penulis politis dan politikus yang mengharubirukan perkompasianaan. Bangga juga nulis disini, karena ternyata pak Presiden juga mengamati tulisan-tulisan disini. Terutama yang bernada-nada kritik dan fitnah (katanya).
Niat awal menulis adalah berbagi dan berhubungan (to share and to connect), maka tuliskanlah apa yang menjadi keinginan untuk ditulis. Karena menulis itu adalah mengikat makna, seperti judul buku produk Mizan yang cukup impressif karangan Om Hernowo "Mengikat Makna". Saya termasuk rombongan tiada hari tanpa menulis di kompasiana, namun karena berbagai kesibukan kegiatan itu mulai berkurang. Padahal manfaatnya banyak sekali dengan setiap hari menulis itu. Rekor yang tak terpatahkan setiap hari ngeblog masih dipegang oleh Prof. Dr. Imam Suprayogo sampai sekarang... Kayaknya Musium MURI juga kewalahan untuk mencatatnya, karena tidak ada pembandingnya. Beliau sekarang adalah mantan Rektor di Universitas Islam Negeri Malang. Semoga Allah memberkahi beliau yang selalu memberi manfaat bagi masyarakat melalui tulisan-tulisan mencerahkannya.
Para admin juga semakin profesional. 'Disclaimer' di bawah tulisan kompasianer ssemakin pendek, tetapi pesannya jelas dan tegas. Kompasianer harus tanggungjawab atas apa yang ditulisnya. Bagi yang sudah terverifikasi, maka mempermudah bagi parapihak yang dirugikan untuk menuntutnya :).
Kita hidup dan memiliki pengalaman, wawasan, bacaan, keinginan, gagasan, atau apapun. Jika itu positif dan mencerahkan (atau memberdayakan), maka alangkah baiknya jika di bagi-bagikan kepada khalayak masyarakat yang lebih banyak. Siapa tahu menjadi manfaat bagi orang lain.Biarlah para pemburu ketenaran memperbanyak link tulisan dimana-mana. Para politikus mulai ancang-ancang membuat strategi mengerek popularitas dimana-mana. Kaum masyarakat madani akan tetap teguh menekuni jalan non politik. Karena politik juga perlu orang-orang yang berakademik. Gairah berpolitik itulah yang menarik Anies Baswedan untuk masuk ke gelanggang politik.