Mengenang Cililin adalah mengenang satu sisi pengalaman masa kecil, karena di daerah ini menginjak bangku sekolah menengah pertama untuk pertama kalinya. Pengalaman dengan satu kehidupan kota kecil dengan alun – alun, masjid agung, kantor pemerintahan, kampung Kaum, persis seperti miniatur dari sebuah kabupaten di pulau Jawa yang terpengaruh feodalisme dan birokratisme. Pengalaman itu terjadi di kurun 1986 – 1989, ketika kota kecil dibawah bukit itu masih asri, tenang dan bersahaja. Sampai sekarang saya masih merasa suasana yang sama di Cililin, kota kecil dengan satu garis jalan sempit dari Kantor Pos sampai ke SMA Negeri Cililin. Setelah itu ada jalan lurus memotong jalan itu, membentuk garis huruf T tanpa akhir, yaitu jalan ke kecamatan lainnya dari arah alun – alun. Menuju Gununghalu, Sindangkerta, Cipongkor sampai ke Cianjur Selatan. Kota kecil dengan jalan kecil, dan toko – toko kecil ….. mudah – mudahan orang – orangnya tidak berkecil hati :). Konon katanya dari daerah Cililin dan pelosok – pelosoknya telah muncul sumber daya manusia yang berhasil di bidangnya masing – masing. Namun mereka sukses di daerah lain, Jakarta, kota Bandung, maupun daerah lainnya. Mudah – mudahan daerah ini bisa menemukan jatidirinya sebagai geliat ekonomi baru di jaman serba berubah ini.