Sabtu, 15 September 2012 saya mengajak anak – anak ke Musium Hubei, tepatnya dinamakan Hubei Provincial Museum yang berada di kota Wuhan, tepatnya di Jalan Dong Hu No. 156 Wuchang, Wuhan. Untuk mencapainya dapat menggunakan biskota nomor14, 108, 402, 411, 578, 605, 712, 709 atau 552. Musium ini sudah berdiri sejak tahun 1953, berada di sekitar Danau Timur (Dong Hu). Masuk ke Musium ini tidak perlu membayar alias gratis. Pengunjung tidak diperbolehkan membawa air minum, serta setiap tas diperiksa seperti di bandara, pengunjung juga diharuskan melewati gerbang metal detector.
Musium ini buka setiap hari dari jam 09.00 – 17.00, kecuali hari Senin. Memiliki web yang beralamat di http://www.hubeimuseum.net. Sebelum masuk ke arena pameran, disampingnya tersedia brosur yang menjelaskan secara singkat benda yang dipamerkan. Brosur itu disajikan dalam berbagai bahasa yaitu Bahasa Putonghua, Bahasa Jerman, Bahasa Perancis, dan Bahasa Inggris.
Mengunjungi musium ini cukup nyaman, meskipun pengunjungnya banyak tetapi pendingin udaranya berfungsi dengan baik. Bagi yang ingin memperoleh guide elektronik, bisa menyewa alat semacam headset.
Bagian yang paling menarik menurut saya adalah memamerkan sebagian dari penggalian benda purbakala ke musium. Di musium ini ada beberapa pameran yang memamerkan keramik yang masih bercampur dengan tanah. Dibawa dengan tanah-tanahnya. Demikian juga sebuah kuburan dengan kuburannya. Mungkin kalau Situs Gunung Padang di daerah Cianjur Jawa Barat sudah benar – benar menjadi bagian sejarah bangsa, sebagian dari tanah Gunung Padang beserta benda-benda sejarah yang menempel padanya di bawa ke Musium di Indonesia.
Luas musium ini 81.909 m2, dengan ruangan pameran seluas 13.427 m2, salah satunya sedang diperbaiki. Memiliki koleksi lebih dari 140.000 benda warisan budaya, dimana hamper seribu benda (set) merupakan benda warisan budaya bernilai tinggi. Benda yang menjadi daya tarik musium ini adalah harta benda peninggalan dari empat kerajaan di masa lalu, dan juga fosil tengkorak Manusia Yunxian, Lonceng Dua Nada Marquis Yi of Zeng, Pedang Perunggu milik Gou Jian, Raja Yue.
Beberapa ruang memamerkan Budaya Chu, Manusia Yunxian, Qujialing, Panlongcheng, Kuburan Marquis Yi of Zeng, Catatan – catatan mengenai Jiuliandun, Sejarah tulisan Cina, Seni benda – benda lacquered pada Dinasti Qin dan Dinasti Han, Kuburan Pangeran Liangzhuang dari Dinasti Ming, Porselin Kuno, dan Tokoh – tokoh terkenal dari provinsi Hubei selama seratus tahun lebih.
Selain penjagaan ketat dari petugas di depan pintu gerbang, ruangan – ruangan juga dijaga oleh para petugas. Karena membawa anak kecil yang berusia tiga dan enam tahun, yang sangat antusias melihat benda – benda yang dipajang, dengan berbagai polahnya, membuat kami selalu dikuntit oleh petugas musium.
Karena dilarang membawa minuman, di musium ini memiliki tiga kedai penjual makanan dan minuman. Di bagian depan, setelah pintu gerbang, ada kedai yang menjual minuman jus dan pizza, di bagian samping, ada kantin yang menjual makanan China, dan di lantai empat gedung utama ada gerai Cafe. Sayang cafenya lagi tutup pada hari itu, padahal banyak pengunjung yang ingin mendatanginya.
Setelah mengunjungi musium ini, kami melongok Hubei Museum of Art (beralamat di http://www.hbmoa.com ) yang tepat berada di sampingnya. Disini terdapat beberapa karya seni serta instalasi seni, sayang pada saat kami mengunjunginya, beberapa ruangan tertutup, dan masih ada pekerjaan perbaikan di lantai empat. Pengunjung hanya diperbolehkan melihat sampai ke lanyai dua. Di gedung ini terdapat dua kantin yang menjual makanan Barat, yaitu di lantai satu dan di lantai bawah tanah.
Di lantai empat ada tempat workshop bagi anak-anak, mereka membuat patung – patung dan kerajinan tangan lainnya.
Berikut beberapa foto di Musium Provinsi Hubei dan Musium Seni.