Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Diumumkan Salah, Tidak Diumumkan Juga Salah

25 Februari 2014   23:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:28 40 1
Perguruan tinggi kami adalah salahsatu dari perguruan tinggi swasta yang dipercayai oleh pemerintah untuk melaksanakan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru di Indonesia. Untuk memperoleh kepercayaan ini, harus memenuhi berbagai prasyarat yang ketat. Beberapa kali ada monitoring dan evaluasi dari pemerintah, untuk menjamin bahwa perguruan tinggi melaksanakan kegiatan dengan benar, sesuai dengan ketentuan dari pemerintah.

Konsekwensinya adalah dalam kegiatan harus benar-benar serius. Ada beberapa peserta yang harus tidak lulus, karena memang tidak memenuhi prasyarat yang ditetapkan untuk meraih ambang kelulusan. Para dosen yang menjadi instruktur juga senantiasa diperingatkan agar benar-benar mengemban tugas dengan baik dan benar. Ada lembar evaluasi yang menjadi catatan bagi para instruktur agar dapat memperbaiki kinerjanya di masa depan.

Salahsatu cara untuk menjaga perasaan peserta yang tidak lulus, perguruan tinggi membuat ketentuan bahwa peserta yang lulus akan di umumkan di website panitia PLPG. Dengan mafhum mukholafah bahwa yang tidak diumukan adalah peserta yang memang tidak lulus. Cara yang bagus bukan?

Ternyata cara itu tidak bagus juga. Dilapangan ada oknum-oknum tertentu yang menghubungi nomor telepon peserta yang tidak lulus, kemudian mengatasnamakan pihak rektorat dan meminta sejumlah uang untuk menjadi prasyarat agar mereka menjadi lulus. Saya jadi berpikir sudah begitu merebaknya iklim ketidakjujuran dan jalan pintas di masyarakat. Bahkan di kalangan pendidik. Mereka masih percaya bahwa ada jalan-jalan tertentu yang dapat dilakukan untuk memperoleh sesuatu.

Saya yakin cara-cara ini ada dimana-mana di kalangan PNS maupun swasta. Mudah-mudahan ke depan semakin berkurang dan reformasi birokrasi akan berjalan lebih cepat daripada yang sering digembar-gemborkan oleh Mentri Dahlan Iskan dan pejabat lainnya. Karena kemajuan Indonesia hanya akan tercapai jika sistem berjalan dengan baik. Lihatlah Beijing, bagaimana negara itu bisa mendahului Indonesia dalam kemakmuran, karena sistem hukum dan budaya "dipaksa" untuk cepat maju. Budaya terabas antrian dijauhkan dari kehidupan...

Kalo melihat mahasiswa yang nongkrong dan jalan santai. Sekarang saya jadi agak gemas... gimana kita bisa berlari mengejar kemajuan seperti mahasiswa di Cina yang sosialis, yang tidak pernah nongkrong, jalan cepat, makan cepat, dan jam belajar yang panjang demi mencapai cita-cita mereka. Kita jangan puas dengan menjadi konsumen segala produk yang canggih, tanpa pernah berusaha meningkatkan derajat jadi kreator...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun