Tepat tengah malam, petasan mewarnai langit malam, sementara ribuan orang berkumpul untuk menghitung mundur satu putaran bumi mengelilingi matahari. Di berbagai kota besar, festival-festival dan pertunjukan spektakuler digelar, sementara desa-desa pun tak kalah antusias merayakan tahun baru, dengan cara yang disesuaikan dengan budget masing-masing. Media sosial dipenuhi dengan tren-tren musiman yang mengiringi datangnya tahun baru. Namun, di tengah euforia dan kegembiraan ini, kita perlu bertanya kepada diri sendiri: Apakah kita benar-benar merayakan tahun baru dengan penuh makna, atau justru terjebak dalam rutinitas konsumtif yang hanya berfokus pada pemenuhan tuntutan sosial semata?
KEMBALI KE ARTIKEL