Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Anarki: Benarkah tentang Kekerasan dan Kekacauan?

2 September 2024   16:00 Diperbarui: 2 September 2024   16:11 15 0
Ketika kita mendengar istilah "anarki," sering kali yang terbayang adalah gambaran teror, bom, dan kehancuran. Stereotip yang ada seakan-akan menghubungkan anarkisme dengan kekerasan dan kekacauan---hilangnya nilai-nilai moral dan rasionalitas. Namun, benarkah anarki selalu berarti kekacauan? Atau mungkin ini adalah citra yang diciptakan oleh pihak-pihak yang berkuasa untuk mengekang pandangan masyarakat?

Anarkisme sering dianggap sebagai ancaman terhadap negara, seolah-olah tanpa adanya penguasa, dunia akan berantakan dalam kekacauan total. Namun, gambaran ini tidak sepenuhnya akurat. Dalam cakupan yang lebih luas, anarkisme justru merupakan ideologi yang menolak kekuasaan yang menindas dan berjuang untuk kebebasan individu serta keteraturan yang lebih hakiki.

Anarkisme: Ideologi yang Perlu Dikenali

Dalam Political Compass, anarkisme ditempatkan di kuadran kiri bawah---area yang dikenal dengan sifat libertarian dan progresif. Ini berarti bahwa anarkisme menolak otoritas yang terpusat dan mendukung kebebasan individu secara maksimal. Sayangnya, masih banyak orang yang mengaitkan anarkisme dengan tindakan destruktif, padahal pandangan tersebut hanya sebagian kecil dari keseluruhan ideologi anarkisme.

Kata "anarki" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "tanpa pemimpin" atau "tanpa penguasa." Konsep ini penting dalam memahami anarkisme. Penguasa sering berpikir bahwa tanpa pemimpin, segala sesuatu akan berakhir dalam kekacauan. Namun, Peter Kropotkin, seorang pemikir anarkis, berpendapat bahwa meskipun manusia tidak sempurna, itu bukan alasan untuk mempertahankan sistem kekuasaan yang menindas.
 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun