Judul di atas, -sekaligus pertanyaan- , tertuju terutama bagi Anda semua yang mati-matian (?) bertahan menyama-artikan dan menyama-maknakan pulang kampung (pulkam) dengan mudik: Biasakah kita menyebutkan orang meninggal dunia dengan ungkapan "Telah mudik ke rahmatulah Sdr .......?" Bukankah yang selalu terucap adalah: "Telah (ber)pulang ke rahmatulah dengan tenang Sdr ........?" atau ada juga ungkapan lain "Berpulang ke Rumah Bapa." Â Penegasan ini semakin menguatkan tulisan saya kemarin (24 April) Â betapa pulkam berbeda dari mudik, bukan saja secara kontekstual, tetapi bahkan juga secara tekstual.
KEMBALI KE ARTIKEL