Ketidaksetujuan atau bahkan cibiran atas pernyataan Bpk Presiden Joko Widodo yang menyebutkan mudik berbeda dari pulang kampung  semata-mata karena mereka itu melihat teks mudik dan pulang kampung, bukan melihat konteks sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Jokowi. Konteksnya jelas, yaitu masa puasa dan menjelang hari Raya Idul Fitri dalam kondisi pandemik COVID 19. Upaya keras sepenuh hati Pemerintah adalah memutus matarantai penularan virus itu, di antaranya adalah Jangan Mudik.  Mengapa kosakata jangan mudik yang didengung-dengungkan, bukannya jangan pulang kampung? Ya memang, karena tradisi (baca: konteks waktu) yang sudah berpuluh-puluh tahun terjadi ialah di masa puasa dan lebih-lebih menjelang hari raya Idul Fitri orang melakukan mudik.  Sedangkan pulang kampung konteks waktunya bisa kapan pun (sewaktu-waktu), entah pada waktu panen atau ketika akan menggarap lahan, entah karena ada undangan hajatan dari saudara atau tetangga, entah juga melayat dan sebagainya. Konteks waktu semacam itulah biasa disebut pulang kampung, yang memang berbeda dari konteks waktu mudik pada saat puasa dan menjelang Idul Fitri.  Â
KEMBALI KE ARTIKEL