Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Belajar Dari Rel kereta Transkontinental Amerika

2 Februari 2011   16:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:57 1983 0
[caption id="" align="aligncenter" width="234" caption="Golden Spike yang mengubah wajah Amerika"][/caption] Jalur kereta transkontinental pertama dibangun melintasi Amerika Serikat pada tahun 1863 hingga 1869. Jalur kereta api ini menghubungkan pantai timur dengan pantai barat wilayah Amerika Serikat (AS). Banyak cerita yang terjadi selama proses pumbuatan jalur ini, seperti asal-usul cerita wild-western yang akhirnya menjadi budaya khas Amerika. Pembuatan jalur kereta transkontinental ini merupakan salah satu momentum berkembangnya dunia baru yang bernama Amerika Serikat. Amerika Serikat merupakan dunia baru bagi sebagian besar imigran asal Eropa. Sebelumnya para Imigran tersebut berbondong-bondong menyebrangi laut atlantik menuju AS dan mengembangkan daerah di pesisir timur. Lambat laun, pembangunan pun menjadi terfokus hanya di bagian timur saja. Hal ini dikarenakan belum adanya infrastruktur transportasi yang menunjang pembangunan cepat di wilayah barat. Pemerintah kemudian mengusulkan untuk menghubungkan pantai timur dan barat dengan kalung kalung besi, jalur kereta api. Pembicaraan mengenai jalur kereta transkontinental sudah berlangsung sejak tahun 1830, satu tahun setelah lokomotif pertama (buatan Inggris) hadir di Amerika Serikat (Mantle, 2008). Alasan pembuatan jalur kereta transkontinental adalah agar terjadi pemerataan pembangunan, karena selama ini pembangunan AS hanya berfokus di wilayah pantai timur saja. Pemerintah AS menganggap perlunya jalur transportasi yang mutakhir, cepat, dan masif, guna menggantikan stagecoach Wells Fargo, mode angkutan dengan kereta kuda. Theodore Judah adalah orang pertama yang mengkonseptualisasi jalur rel kereta api transkontinental AS (Renehan, 2007). Asa Whitney pun menggagas rute melalui jalur tengah, Nebraska dan Wyoming. Ide ini pun di sambut dengan gegap gempita oleh rakyat AS yang baru saja didera perang saudara. Proyek ini seakan menaikkan rasa nasionalisme rakyat AS. Pada tahun 1862, Pacific Railway Act diloloskan oleh Kongres AS dan ditandatangani oleh presiden Abraham Lincoln (Mantle, 2008). Undang-undang ini berisi mandat bahwa proses pembuatan jalur kereta api transkontinental pertama di dunia dipercayakan kepada dua perusahaan kereta api, yaitu Central Pacific Railroad dan Union Pacific Railroad. Central pacific dikontrak untuk membuat jalur kereta dari wilayah timur muali dari California, sedangkan Union Pacific di sebelah barat mulai dari Missouri River. Masing-masing perusahaan ditargetkan menggarap jalur sepanjang hanya 50 mil dalam setahun dan juga mendapat subsidi dari pemerintah AS. Sepintas kompetisi yang sehat tengah terjadi diantara kolaborasi kedua perusahaan ini. Kedua perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terpanjang dan tercepat dalam pembuatan rel kereta. Harga jual saham keuda perusahaan ini pun mutlak sangat dipengaruhi oleh performansi kerjanya. Namun, dibalik hal itu muncul berbagai konflik akibat kontak identitas diantara keduanya. Konflik tidak hanya terjadi sebagai akibat persinggugan kompetisi diantara dua perusahaan, namun juga terjadi didalam internal perusahaan dan eksternal dengan pihak ketiga, suku Indian. Pada Januari 1863 proyek jalur kereta paling prestisius di abad ke 19 mulai dikerjakan. Saling sabotase proyek pun menjadi isu sensitif yang mewarnai kompetisi antara Central dan Union Pacific. Keduanya tak ragu mengubah jalur satu sama lain untuk mengeklaim wilayah tanah yang lebih luas dan sulit guna mendapat subsidi lebih dari pemerintah. Bahkan pihak manajemen Union Pacific, Thomas Clack Durrant, melakukan kecurangan di pasar saham hingga ia memliki lebih dari 10 persen saham di perusahaannya (Mantle, 2008). Padahal Kongres AS menetapkan bahwa tidak boleh ada orang yang memegang saham lebih dari 10 persen. Orang Cina menjadi pahlawan dengan mendominasi tenaga kerja Central Pacific sedangkan orang Irlandia mendominasi Union Pacific (Renehan, 2007). Buruh imigran asal Cina dibayar lebih murah dari pekerja kulit putih namun mereka dapat bekerja lebih baik. Buruh-buruh ini pun kemudian melakukan mogok kerja dan menginginkan kenaikan upah karena merasa dieksploitasi. Pihak Central Pacific pun akhirnya mengabulkan kenaikan upah buruh tersebut, walaupun tetap tidak setinggi upah pekerja kulit putih. Hal ini dilakukan karena situasi kompetisi yang sangat ketat saat itu yang menuntut harus berjalannya proyek sesuai target. Indian menjadi cerita yang paling menarik dalam peristiwa bersejarah di AS ini. Suku Indian sangat erat kaitannya dengan budaya wild-west ala AS. Wild-west bagi orang awam dipahami sebagai budaya koboi, yang juga banyak diangkat ke layar lebar. Bahkan budaya ini pun dipercaya sebagai cikal bakal musik country Amerika. Konflik dengan Indian muncul ketika proyek jalur transkontinental tersebut memakan tanah milik suku Indian. Suku Indian (Sioux dan Cheyenne) merupakan suku pribumi yang mendiami di dataran luas Amerika. Konflik yang terjadi pun mengarah ke peperangan. Suku Indian, Sioux dan Cheyenne, mulai menyerang perkemahan pekerja Union Pacific karena merasa wilayah kedaulatan mereka terancam oleh “kuda besi”(Mantle, 2008). Kemudian para pekerja pun membangun benteng-benteng pertahanan disepanjang jalur dan tak segan menembaki bison yang menjadi makanan utama suku Indian. Suku Indian Cheyenne membalasnya dengan menggelincirkan dan merampok kereta barang di Nebraska pada tahun 1867. Sikap represif para pendatang ini merupakan cerminan bentuk perilaku kolonialisme negatif atau penjajahan terhadap warga pribumi. Kedua kubu terus baku hantam hingga pada abad selanjutnya dilunakkan oleh sikap pemerintah AS dengan kebijakan yang lebih positif. Pihak kongres pun berupaya mengurai tensi perseteruan diantara keduanya. Kongres AS akhirnya turun tangan dan menentukan dimana dan kapan jalur kereta tersebut harus bertemu, yaitu di Promontory Summit, Utah. Upaya-upaya penguatan nasionalisme pun dilakukan oleh pemerintah, seperti mendengung-dengungkan american dreams, isu-isu AS bersatu dan besar, bahkan tagline uncle sam pun disinyalir muncul pada masa ini. Isu negatif ala kolonialisme pun muncul, bahwa suku Indian (pribumi) kemudian dipandang sebagai common enemy yang mengganggu jalannya proyek bangsa AS. Akhirnya setelah sembilan tahun berjalan, proyek prestisius di abad ke 19, pembuatan jalur kereta api transkontinental pertama di AS dan dunia, selesai digarap. Leland Stanford, salah satu tokoh yang menjadi gubernur California dan namanya kemudian diabadikan menjadi universitas, memancangkan “golden spike” secara simbolis di Promontory Summit menandai rampungnya pekerjaan. Rakyat AS pun tumpah ruah dalam kegembiraan dan semangat nasionalisme yang membuncah. Berikut adalah inkripsi yang tertera pada paku emas yang ditancapkan pada tanggal 10 Mei 1869: “semoga Tuhan terus menyatukan negara kami, sebagai mana jalur rel kereta ini meyatukan dua lautan besar di dunia.”

Pesan TS: seandainya politisi negeri ini tidak sibuk berkompetisi, pasti Jalur Kereta Monorel di Ibukota sudah selesai dari kemarin-kemarin. Ah lagi-lagi, politik menggelitik ibu pertiwi.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun