Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Ditakol Teas Dicabak Emoy Diambuan Bau, yang Tahu Jawab di Kolom Komentar

10 Juni 2022   13:14 Diperbarui: 10 Juni 2022   13:22 723 2
Ditakol Teas Dicabak Emoy Diambuan Bau, Yang Tahu Jawab di Kolom Komentar

Kata-kata ini sering dilontarkan anak-anak di kampung khusunya di Jawa Barat, ini sebagai simbol kehangatan dalam berteman atau persahabatan dengan khas Tatatrucingan. Tataruncingan atau- tetab-tebakan dari susunan kata-kata yang mengandung pertanyaan yang samar dan jawaban yang pasti (betul). Kebayang kan kalau pertanyaan samar tapi harus dijawab betul dan akurat.

Itulah permainan kampung yang mengasah logika dan nalar, tanpa disadari kita waktu kecil terutama di Daerah Jawa Barat yang mengalami permainan kata ini, bisa dikatakan kita telah mengenal disiplin ilmu bahasa atau kesusastraan dan simiotika.

Bagai mana tida, coba bayangkan di takol keras dicabak emoy diamuan bau (dipukul keras di sentuh lembut dicium bau) kira-kira begitu Bahasa Indonesianya. Hampir seratus persen jawabannya sama, yang tahu silahkan komentar hehe.

Dalam kehidupan yang asri dan damai serta penuh dengan kehangatan suasanya pedesaan, sepertinya kini hampir saja hilang tergerus kedalam dunia modernisasi dan digitalisasi yang begitu cepat melaju seperti ultra sonik.

Ada beberapa tatatrucingan jaman dulu seperti:
1. Hayam rintit nonggeng ka langit?
2. Tangkal tungkul lesang?
3. Indungna diusapan anaknya ditincakan?
4. Awakna ditincak behengna di cekek?

Dari mulai jenis tataruncingan sasatoan, tatangkalan, bubuahan, dan sebagainya.

Nah, apakah ada yang suka tataruncingan waktu kecil?
Yuk kita viralkan lagi permainan tradisional yang menyehatkan nalar dan logika ini.

Oh iya tadi saya katakan bahwa ini merupakan permainan yang berhubungan dengan simiotika.

Apa iya ya ada hubungannya dengan ilmu simiotika?

Bisa jadi sih, karena ada tanda, ya tanda yang samar dalam setiap tataruncingan akan menjadi patokan tanda itu merujuk pada sebuah jawaban yang betul, logis. Baik dipengaruhi oleh empiris, atau pembendaharaan kosa kata atau nama benda dan nama-nama lain. Sehingga tanda-tanda itu akan di mix kedalam nalar dan menjadi sebuah jawan dari tataruncingan itu sendiri. Kira-kira begitu, saya juga yang nulis bingung, hal yang wajar sih kalau saya nulis ini bingung sebab saya memang lagi sedang ingin bingung dan berbingung ria.

dibaca di Wikipedia Semiotika atau ilmu ketandaan (juga disebut studi semiotik dan dalam tradisi Saussurean disebut semiologi) adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk studi tentang tanda-tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, penunjukan, kemiripan, analogi, metafora, simbolisme, makna, dan komunikasi.

Jadi jelas hemat saya secara sederhana tataruncingan adalah langkah awal untuk belajar Semiotika, ada unsur linguistik.

Yang populer simiotika dibagi menjadi tiga jenis  misal  dalam tataruncingan ada hubungan antara tanda dan hal-hal yang mereka lihat hingga menjadi makna bisa disebut semantik.

Dalam tataruncingan juga ada hubungan erat  antara tanda-tanda dalam struktur yang formal atau sintaksis.

Dan ada juga unsur Pragmatik dimana hubungan tanda yang menggunakan agen.

Budaya tataruncingan adalah simbol humaniora yang sangat membangun membuat kita berbudaya penuh etika, estetika  dan logika yang sehat serta toleran.

Nyambung ga sih hehe.
Yu ah yang punya tataruncingan atau tebak-tebakan tulis di komentar ya?

Ditempatmu apa namanya tataruncingan itu?


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun